PWMU.CO– Koperasi siswa Pena Surya SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya diresmikan, Jumat (5/8/2022). Acara peresmian digelar bersamaan dengan kegiatan seminar pendidikan.
Peresmian dihadiri oleh Deputi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI Didik Suhardi PhD. Dia pembicara di Seminar Revolusi Mental Pendidikan Berkemajuan dan Unggul..
Juga hadir Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur Dr Arbaiyah Yusuf MA, Ketua Majelis Dikdasmen PDM Surabaya Dr HM Ridwan, PCM Ngagel, perwakilan komite sekolah, dan perwakilan SMA Muhammadiyah se-Kota Surabaya.
Kepala Smamda Surabaya H Astajab SPd MM berterima kasih kehadiran Deputi Kemenko PMK untuk me-launching koperasi siswa sekaligus memberikan penjelasan revolusi mental pendidikan.
Didik Suhardi mengapresiasi pembentukan koperasi oleh Smamda Surabaya. Menurutnya, koperasi merupakan ajang pembentukan karakter siswa. “Apalagi, dengan adanya 3 tuntutan revolusi mental, yaitu etos kerja tinggi, gotong royong sebagai budaya bangsa, serta integritas,” ungkapnya.
Job Maker
Koperasi siswa, menurut Didik, wujud nyata Smamda Surabaya menyiapkan generasi berkarakter di masa yang akan datang.
“Tahun 2025 nanti Indonesia masuk puncak fase usia produktif. Di sisi lain, akan banyak pekerjaan yang hilang di era digitalisasi ini. Mudah-mudahan koperasi ini membantu siswa mampu beradaptasi agar menjadi job maker, bukan job seeker,” lanjutnya.
Didik Suhardi juga memuji perkembangan Smamda Surabaya. Pria yang juga duduk di Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah itu mengungkapkan, tidak mudah untuk meraih kesuksesan. “Perlu ada proses yang panjang, bahkan termasuk kegagalan di dalamnya. Smamda Surabaya sebesar ini adalah hasil proses panjang yang dibangun sejak puluhan tahun sebelumnya,” papar Didik.
Didik Suhardi menambahkan, perlu adanya sinergi antara pendidikan di sekolah dan di rumah. “Pendidikan punya peranan penting menjelang Indonesia Emas 2045. Harus seimbang antara di sekolah dan di rumah. Jangan sampai di Smamda siswa dilatih untuk berkarakter, namun pembiasaan serupa tidak dilakukan di rumah siswa masing-masing,” pungkasnya.
Penulis Muhammad Zarkasi Editor Sugeng Purwanto