Wujud Literasi Finansial
Dalam kesempatan itu, Arbaiyah mengapresiasi duo Smamda tersebut. “Smamda Sidoarjo dan Smamda Surabaya, the twin of Smamda! Keduanya the outstanding school,” ungkapnya.
Arbaiyah lantas menekankan pentingnya koperasi siswa sebagai wujud salah satu dari tujuh literasi dasar, yaitu financial literacy. Di mana, ini bagian dari keterampilan yang siswa butuhkan di abad 21.
“Ada tuntutan ke depan, society demand, bagaimana kemudian menjadi orang-orang yang memiliki kompetensi, karakter mandiri, dan akhlakul karimah,” ujarnya.
Arbaiyah menegaskan, “Jika Standar Nasional Pendidikan (SNP) masa depan hanya satu, maka yang dipilih adalah standar kompetensi lulusan (SKL)! Pemerintah dan sekolah memiliki otoritas SKL yang diinginkan dari sekolah kita.”
Siapkan Mental Tangan Bergerak
Arbaiyah juga menekankan bagaimana program ini bisa menumbuhkan nilai mandiri. “Kaitannya dengan tujuan pendidikan Muhammadiyah yang dirumuskan tahun 1957, bagaimana kemudian lulusan sekolah Muhammadiyah itu tangannya bergerak!” tuturnya.
Yang dia maksud tangannya bergerak adalah alumnus sekolah/madrasah Muhammadiyah posisinya di atas, sehingga bisa mengurangi masalah negara yaitu pengangguran. “Alumnus sekolah Muhammadiyah tidak ada yang menganggur!” imbuhnya.
Menurutnya, ini juga berkaitan dengan harapan The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco). Pendidikan ke depan lebih untuk kesiapan mental. Dia pun mengutip ucapan Bertrand Russel, “Didiklah karakter anak, barulah kemudian ilmunya!”
Arbaiyah juga memaparkan empat tema yang harus disampaikan Smamda dalam mendidik siswanya. “Smamda is the real school, Smamda is the school for champions, Smamda as the character school, Smamda as the school of holistic education,” urainya, lantas menegaskan, “Banyak yang ingin melampaui Smamda, maka Smamda harus meningkatkan kualitasnya!”
Baca sambungan di. halaman 3: Gerakan Nasional Revolusi Mental