Gerakan Nasional Revolusi Mental
Terakhir, tiba saatnya Didik Suhardi menjelaskan gerakan nasional revolusi mental untuk penggiat pendidikan. “Gerakan untuk mengubah cara pikir, cara pandang, dan cara kerja, untuk meningkatkan etos kerja, gotong royong, dan integritas,” terangnya.
Kenapa perlu gerakan nasional revolusi mental? Dia pun menerangkan kelemahan Indonesia saat ini. “Daya saing Indonesia belum setingkat negara-negara terdepan di dunia. Easy doing business masih di bawah negara-negara lain, tingkat korupsi masih tinggi, etos kerja masih belum maksimal.”
Di samping itu, lanjut Didik, banyak yang saat lulus kuliah tidak mau langsung kerja. “Entrepreneurship di Indonesia masih sangat rendah!” ungkapnya. Untuk itulah, kemampuan daya saing perlu ditingkatkan.
Padahal, dunia pendidikan bertugas mencetak generasi emas 2045. Yakni memiliki karakter manusia yang unggul, berbudaya, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. “Jika ekonomi tidak bagus, yang terjadi adalah money politic atau politik identitas,” ujarnya.
Maka, etos kerja berupa kerja keras dan tanggung jawab perlu ditanamkan ke siswa. Yakni melalui ‘Gerakan Indonesia mandiri, Ayo Berkoperasi’.
“Kita berada di tengah-tengah kapitalisasi dan liberalisasi. Koperasi menjadi sokoguru pembangunan Indonesia. Hari ini datang ke Smamda dengan harapan mengembangkan koperasi sekolah. Ekonomi akan tumbuh, UMKM akan tumbuh!” ujarnya.
Sebab, lanjutnya, kalau koperasi bisa dikembangkan, otomatis akan ada pemerataan ekonomi. Akhirnya dia mendoakan, “Semoga sukses untuk koperasi siswa (Smamda Sidoarjo dan Surabaya)!” (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN