Perluas Ruang di Publik
Ketiga, perluas ruang Nasyiah di ruang publik. Istri Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Nugroho Hadi Kusuma itu mencontohkan seperti musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang). “Memang baiknya ada beberapa kader Nasyiah Gresik yang Ikut aktif di dalamnya,” imbuhnya.
Supaya kebijakan Nasyiah bisa berpengaruh dalam kebijakan di sana, Nasyiah tidak boleh menjadi kader yang fanatik. “Namun harus bisa menjadi kader yang membaur atau berdiaspora di mana pun berada,” tambahnya.
Maka, penting baginya untuk Nasyiah mulai menjadi kader kreatif dan membuka diri di masyarakat, kota, dan negara. “Karena masyarakat kita butuh akhlak yang didasari al-Quran dan as-Sunnah,” tegasnya.
Keempat, teguh dan istikamah dalam dakwah. Dia menekankan, “Harus berpikir out of the box! Jangan pernah merasa besar dalam lingkungan sendiri. Kota Gresik ini membutuhkan pemikiran kita semua, mulai dari jajaran pimpinan daerah, pimpinan cabang, hingga pimpinan ranting Nasyiatul Aisyiyah!”
Uzlifah juga menyampaikan, kalau ada undangan apapun di pemerintahan, jangan sampai kosong. “Jika ada acara pemkot, sebelum berangkat, siapkan konsepnya! Jangan hanya berangkat dengan kertas kosong,” ujarnya.
Dia menuturkan, “Kalau kita sebagai kader Nasyiatul Aisyiyah yang ingin diperhatian di luar sana, maka speak up whenever, speak up whereever! Supaya kita bisa speak up, maka kuncinya dengan membaca. Karena dengan membaca itu mampu memberikan pemikiran yang kritis.”
Baca sambungan di Halaman 3: Fatmawati Aktivis Nasyiah