PWMU.CO – Madrasah baru, MTs Muhammadiyah 19 Jl. Tambak Deres Kenjeran Kec. Bulak Surabaya, makin populer di masyarakat. Tahun ajaran 2022/2023 ini menginjak tiga tahun beroperasi.
Retno Setija Ningsih, warga Sidotopo Lor Gang 1 No. 2 jarak rumahnya 8 Km dari madrasah ini. Dia menyekolahkan anaknya di sini karena melihat nama besar Muhammadiyah.
Anaknya, Raina Rahma Meilani, termasuk angkatan pertama yang bersekolah di sini. Masuk pada tahun ajaran 2019-2020. ”Anak bungsu saya lulus SDN Simokerto I Surabaya. Saya pilihkan sekolah swasta yang tepat untuknya,” katanya, Selasa (9/8/2022).
Ternyata dia mengenal MTs Muhammadiyah 19 dari sesama aktivis PKK. Dia kader PKK dari lingkungan RT, RW, hingga Kelurahan Sidotopo. Sering kumpul-kumpul dengan kader PKK dari kecamatan lain.
Dari salah satu kader PKK Kecamatan Kenjeran, dia diberitahu ada MTs baru di Tambak Deres. Disarankan untuk mencek sekolah swasta baru milik Muhammadiyah yang lokasinya dekat Pantai Kenjeran Lama.
”Sudah menjadi prinsip keluarga kami kalau tidak masuk sekolah negeri, ya pilih sekolah berbasis agama. Begitu ada info, ada sekolah Muhammadiyah baru, katanya biayanya terjangkau, tanpa pikir panjang, saya dan anak saya langsung mencek lokasinya,” papar Retno.
Sekitar 20 menit perjalanan dari kediamannya di Sidotopo Lor ke daerah Tambak Deres, Kenjeran Lama. Akhirnya, ia dan anaknya menemukan MTs Muhammadiyah 19 Surabaya yang berlokasi di Masjid al-Mustofa Jalan Tambak Deres IV No. 6-10 Kec. Bulak, Surabaya.
”Meski ruang kelasnya di atas masjid, tapi saya tertarik dengan konsep pendidikannya sehingga anak saya, Raina Rahma Meilani, mendaftar sebagai siswa pertama,” tuturnya. Kini anaknya sudah kelas 9.
Promosi Sekolah
Dia turut mempromosikan sekolah baru ini ke tetangga dan kenalannya. ”Sekolah baru wajar kalau banyak kekurangan, tapi tak menciutkan saya untuk mempromosikan MTs Muhammadiyah 19 Surabaya. Alhamdulillah, ada dua teman SD Raina juga mendaftar ke sini,” ujar Retno. Murid itu Arora dan Sella.
Selama dua tahun mengamati perkembangan anaknya, Retno merasakan banyak kemajuan putrinya. Wawasan dan praktik keagamaan. Juga pengembangan karakter. Dengan keunggulan inilah dia bersedia membantu promosi madrasah.
“Tiap tahun saya membantu menyebarkan formulir pendaftaran siswa baru MTs Muhammadiyah 19 Surabaya ke tetangga dan kenalan,” tandas Retno.
Di antara program pendidikan MTs Muhammadiyah 19 Surabaya yang positif adalah jadwal masuk sekolah hanya empat hari. Yakni Selasa-Rabu dan Jumat-Sabtu. Hari Senin dan Kamis cukup belajar dari rumah secara daring. Namun diwajibkan puasa sunah, Senin-Kamis.
”Puasa Senin-Kamis, saya sangat mendukung. Saya sama-sama puasa. Ini baik untuk melatih tirakat agar anak saya bisa meraih cita-citanya,” terang istri dari Kurnia Suhendra.
Menurut dia, puasa sunah Senin-Kamis agar diberi kemudahan Allah swt untuk putri ketiganya. Raina Rahma Meilani bercita-cita menjadi polwan.
”Kakek Raina atau ayah saya seorang polisi. Raina kecil dulu digadang-gadang almarhum kakeknya jadi polisi,” pungkas Retno. (*)
Penulis Muhammad Syaifudin Zuhri Editor Sugeng Purwanto