PWMU.CO– Tiga syarat utama kader Muhammadiyah dikupas dalam pengajian Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Payaman Lamongan di Masjid al-Jihad, Selasa (9/8/2022) malam.
Acara dihadiri 200 orang. Mengundang pembicara Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) PDM Lamongan Ustadz Fathurrahim Syuhadi MM.
Fathurrahim mengatakan, tiga syarat utama kader Muhammadiyah adalah pertama, memiliki integritas. Kedua, memiliki kompetensi. Ketiga, mampu menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai kader.
Dia lalu memberikan trik kaderisasi yang baik. Pertama, memberi kepercayaan kepada staf atau bawahan. Biarkan mereka melakukan apa yang dianggap benar, namun arahan strategis telah pimpinan berikan. Kedua, beri semangat dan motivasi. Ketiga, menjalin kedekatan.
”Sebagai warga Muhammadiyah, kita harus berpikiran maju, berpikiran dan bertindak yang mencerahkan untuk lingkungan. Mari kita semua berdakwah dengan makruf. Mengajak keluarga dan lingkungan kita ber-fastabiqul khoirot,” ujarnya.
PRM Payaman mempunyai banyak tempat kaderisasi berupa Amal Usaha Muhammadiyah. Mulai dari TK, TPA, Madin, Rumah Tafidh, MIM 1, MTsM 5, MAM 6, mushala, pesantren, dan masjid.
Juga punya Organisasi Otonom seperti IPM, ada HW, ada Tapak Suci, ada Pemuda Muhammadiyah, ada Nasyiatul Aisyiyah dan Aisyiyah. ”Mari kita isi, mari kita makmurkan, mari kita bina bersama-sama dan hidupkan amal usaha dan Ortom,” ajak Rohim.
Krisis Kader
Fathurrahim menjelaskan, kader merupakan sumber daya manusia sebagai calon anggota yang disiapkan dalam organisasi yang melakukan proses seleksi, yang dilatih dan dipersiapkan untuk memiliki keterampilan dan disiplin ilmu.
Menurut dia, Muhammadiyah mengalami krisis kader. Hal itu terjadi karena longgarnya penjagaan identitas dan ideologi gerakan, sehingga lemah dalam ikatan organisasi dan kolektivitas, lemahnya dinamika organisasi.
”Sekarang mulai dirasakan kekurangan kader potensi untuk memenuhi kebutuhan kepemimpinan, dan terjadi perpindahan aktivitas warga kader Persyarikatan Muhammadiyah,” katanya.
Oleh karena itu, dia menjelaskan, pengaderan sebenarnya sama dengan training atau pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
“Seperti kampus, lembaga atau organisasi, agar di kemudian hari mampu ikut serta dalam memajukan organisasi,” ujarnya.
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Sugeng Purwanto