Hikmah Surat Al-Lahab
Vella pun mengungkap satu per satu arti ayat dalam surat al-Lahab. Pertama, binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia.
Kedua, tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang diusahakan. Ketiga, kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka). Keempat, dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Kelima, di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.
Pada saat itu, lanjut Vella, Ummu Jamil mendengar arti dari al-Lahab. Dia merasa kesal dan menyebar fitnah sama seperti yang dilakukan Abu Lahab. “Tidak hanya itu, dia pun menaruh duri di jalanan untuk mencelakai Nabi Muhammad!” ungkapnya.
Maka, Vella akhirnya memaparkan hikmah surat al-Lahab. Yaitu tidak boleh mengingkari ayat-ayat al-Quran, tidak membanggakan harta benda yang dimiliki karena semua tidak dapat menolong kita dari azab Allah, dan selalu ada balasan bagi tiap perbuatan yang kita lakukan tanpa memandang hubungan kekeluargaan.
Tak hanya itu. “Baiknya kita berkata dan berbuat yang baik agar terhindar dari siksa neraka,” tambah guru yang kini menjadi wali kelas II itu.
Living Quran pagi itu diakhiri dengan membaca surat al-Lahab bersama-sama dengan dipimpin Vella. Kepada PWMU.CO, ia mengatakan, “Senang bisa berbagi kisah al-Quran pada anak-anak. Semoga anak-anak bisa mengambil hikmahnya dan mempraktikkan pada kehidupan sehari-hari.”
Selain itu, siswa-siswi pun sangat senang mendengarkan cerita dari surat al-Lahab. Belaluna, siswi kelas II Dandelion, mengatakan, “Ceritanya seru!”
“Kita juga tidak boleh sombong dan harus menjadi orang baik,” sambungnya mengingat hikmah cerita yang baru dia dengarkan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni