Final Lomba Dakwah Virtual Mubalighat Aisyiyah, Peserta Dievalusi Begini; Liputan Ain Nurwindasari, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur menyelenggarakan Babak Final Lomba Dakwah Virtual Mubalighat yang digelar secara daring, Ahad (14/08/2022).
Kegiatan ini merupakan rangkaian acara Semarak Milad Ke-105 Aisyiyah dan menyongsong Muktamar Ke-48 Aisyiyah dengan tema “Perempuan Mengusung Peradaban Utama”.
Ada dua tema yang diberikan kepada peserta, yaitu Peran Perempuan dalam Mewujudkan Khairu Ummah dan Strategi Dakwah Kaum Disabilitas dan Mustadh’afin.
Wakil Ketua PWA Jatim Dra Hj Rukmini Amar MAP menyampaikan evaluasi di akhir acara final yang diikáti 10 Peserta tersebut. Dia memberikan evaluasi terkait tema yang banyak dibawakan oleh peserta yaitu Peran Perempuan dalam Mewujudkan Khairu Ummah.
“Kebanyakan kok membahas perempuannya ya. Padahal sebenarnya bukan tentang perempuannya, tapi bagaimana mewujudkan khairu ummah itu,” ungkapnya.
Ia menjelaskan walaupun di Aisyiyah sudah ada upaya mewujudkan khairu ummah, namun tantangan akan terus ada, sehingga dibutuhkan ide-ide baru.
Terkait konten ceramah yang disampaikan oleh para peserta lomba dakwah virtual tersebut, Rukmini memberi saran agar para mubalighat menggunakan pendekatan atau metodologi dalam memahami ayat-ayat al-Qur’am.
“Kita bisa menggunakan beberapa pendekatan yaitu bayani, burhani, dan irfani. Jadi misalnya strategi dakwah disabilitas dan mustadh’afin, itu tidak hanya cerita historis yang disuguhkan. Bagaimana dulu Rasulullah, bagaimana KH Ahmad Dahlan, itu semua sudah tahu. Tapi seharusnya apa yang dilakukan saat ini,” Jelasnya.
Selain itu, Rukmini menekankan agar para mubalighat mamahami metode burhani, yaitu dengan memperhatikan pesan-pesan apa yang bisa tersampaikan agar yang didakwahi itu bisa ada perubahan.
“Nah kalau irfani itu ada satu dua kalimat yang mudah diingat, apa? Apalagi sekarang ini di media virtual, harus benar-benar menemukan kalimat yang mudah diingat. Jadi tema itu betul-betul dipahami, penekanannya itu dimana,” terangnya.
Strategi bil Hal
Ia juga menekankan kepada para mubalighat agar tidak hanya memaparkan dalil dan kisah, tetapi memikirkan strategi dakwah bil hal untuk umat.
“Intinya apa yang harus dilakukan? Bagaimana action-nya saat ini? Aisyiyah di daerah sudah melakukan apa terkait dakwah kepada kaum disabilitas. Karena ini juga akan menjadi bahan, acuan, untuk muktamar nanti,” jelasnya.
Menanggapi gaya penyampaian dakwah para peserta lomba, Rukmini berkomentar, “Muqadimah yang dibaca jangan terlalu panjang, dan kalau sudah pakai bahasa Arab tidak usah diterjemahkan. Kemudian membaca ayat diperhatikan, kaitannya dengan panjang pendeknya,” ungkapnya.
Mengakhiri sambutannya, Rukmini mengungkapkan apresiasi sekaligus merasa lega sudah menemukan kader mubalighat penerusnya.
“Namun saya sampaikan bahwa penampilan seluruh peserta tadi luar biasa, saya sampai bingung menilainya. Karena bagus-bagus semua. Dan saya merasa lega, sudah tenang sekarang, istilahnya bisa tidur nyenyak, karena saya sudah menemukan kader-kader penerus muballighat, sehingga saya tidak perlu khawatir siapa nanti yang akan melanjutkan dakwah kita di Aisyiyah Jawa Timur ini,” ujarnya.
Editor Mohammad Nurfatoni