Perjalanan Siswa MAM 1 Ponorogo Menjadi Anggota Paskibraka Kabupaten; Liputan Nike Nur Hasanah, kontributor PWMU.CO Ponorogo.
PWMU.CO – Siswa Madrasah Aliyah Muhammadiyah (MAM) 1 Ponorogo, Joko Wahyudi, berhasil mengharumkan nama madrasahnya. Dia menjadi salah satu dari 70 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Ponorogo tahun 2022. Joko masuk tim pasukan 45.
Tidak mudah bagi Joko dan 69 rekannya untuk bisa menjadi anggota paskibraka. Proses pendaftarannya dimulai pada bulan Maret 2022. Lalu dia harus melewati berbagai tes.
Tes meliputi: pertama, uji fisik/kesehatan untuk melihat ketahanan daya tubuh selama proses seleksi dan latihan. Kedua, uji jasmani yakni tes terhadap keadaan jasmani, untuk mengetahui adanya kecacatan tubuh yang dapat menganggu proses latihan. Dan ketiga, uji parade.
Kemudian harus melewati tantingan dan pra latihan mulai 27 Juni hingga 17 Juli 2022. Proses itu meliputi meneguhkan komitmen, niat tulus, jujur, dan disiplin untuk kepentingan bangsa. Dan akhirnya dikukuhkan sebagai paskibraka oleh Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko di Pendopo Agung Ponorogo, 15 Agustus 2022.
Itu sebuah proses perekrutan dan pelatihan nan panjang dan melelahkan. Namun akhirnya berhasil menyaring siswa-siswi terbaik se-Kabupaten Ponorogo untuk mengibarkan sang saka merah putih pada upacara HUT Ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Ponorogo, Rabu 17 Agustus 2022.
Joko dan rekan-rekannya dengan gagah berani berhasil melaksanakan tugas mulia tersebut dengan baik.
Bikin Bangga
Sehari-hari remaja kelas XII IPS ini tampak biasa. Tak ada yang istimewa. Namun siapa sangka dia mampu menjadi salah satu anggota paskibra.
Itu yang membuat haru dan bangga keluarga besar MA Muhammadiyah 1 Ponorogo. Apalagi baru pada tahun 2022 siswanya bisa lolos menjadi anggota pasukan istimewa yang melaksanakan tugas mulia sebagai pasukan pengibar Bendera Merah Putih.
Rasa bangga itu tergambar dari ungkapan Istirokah Harum Rahmawati SPd, salah satu guru madrasah ini. “Alhamdulillah ikut senang, siswa kami sampai sejauh ini,” ujarnya pada PWMU.CO. Dia berharap, ke depan semakin banyak generasi selanjutnya yakni adik kelas Joko Wahyudi yang mengikuti jejaknya.
Harum menambahkan sejak Senin 15 Agustus 2022 Joko sudah izin tidak masuk sekolah dikarenakan telah memasuki masa karantina menjelang bertugas Rabu pagi. Sampai Kamis (16/8/2022) inipun dia masih di asrama.
Remaja yang berasal dari Plalangan, Jenangan, Ponorogo tersebut merupakan putra pasangan Trimo-Masijem, warga asli Temon, Sawoo, Ponorogo.
Bagi Trimo yang sehari-hari sebagai petani kebun tersebut, prestasi Joko merupakan suatu kebahagiaan tersendiri. Sebab anak lelakinya berhasil menjadi petugas terpenting dalam upacara kenegaraan yang diidamkan oleh pelajar lainnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni