Petakan Potensi, Siswa Spemdalas Tes Psikologi, liputan kontributor PWMU.CO Ichwan Arif
PWMU.CO – Sebanyak 106 siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik (Spemdalas) mengikuti tes psikologi yang bekerja sama dengan Pusat Layanan Psikologi dan Konseling (PLPK) SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik (Smamio), Jumat (19/8/22).
Kepala Spemdalas Fony Libriastuti MSi mengatakan tujuan dari diadakannya tes psikologi ini adalah untuk memeta kemampuan akademik dan pengembangan diri siswa.
“Dengan hasil tes ini, sekolah memiliki peta kemampuan siswa. Hal ini untuk proses pembinaan ke depannya, baik itu yang memiliki kaitan dengan lomba atau kompetisi mata pelajaran ataupun dalam hal pengembangan diri siswa,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan guru Bimbingan Konseling Spemdalas Achmad Indra Baskoro SPsi. Dia menyampaikan tes yang diikuti siswa ini untuk melihat potensi, bakat, dan minat siswa yang nantinya bisa dijadikan sebagai referensi atau acuan.
“Hasilnya dari teks ini untuk menentukan jurusan yang tepat di jenjang pendidikan selanjutnya,” katanya.
Peta Potensi Siswa
Direktur PLPK Smamio Ika Famila Sari SPsi menjelaskan tes psikologi yang diikuti siswa Spemdalas ini untuk memetakan potensi yang dimiliki siswa. Untuk itu, PLPK menurunkan 6 guru dalam dalam pelaksanaan tes tersebut. Selain itu juga untuk mengenali sejak dini potensi yang dimiliki siswa. Arahnya adalah jurusan dan bidang pekerjaan yang cocok nantinya.
“Dalam tes ini, ada empat hal yang diuji, yaitu Intellectual Quotient (IQ) kemampuan khusus, minat, dan kepribadian yang menjadi gambaran karakteristik bidang yang cocok siswa,” katanya.
Dia memaparkan bagi siswa kelas yang mengikuti tes kali ini adalah sebagai peta atau data mereka ketika masuk ke level kelas X-XII nantinya.
Pembinaan Sekolah
Ika Famila Sari mengatakan selain itu hasil teks ini nantinya menjadi gambaran potensi yang dimiliki siswa nantinya ketika mereka masuk ke jenjang sekolah lanjutan. Untuk sekolah, data hasil tes ini akan dipakai sebagai data potensi siswa di bidang akademik dan pengembangan diri.
“Ketika ada anak yang nilainya superior, maka sekolah akan memberikan pembinaan terkait dengan bidang mata pelajaran apa yang diminati sehingga sekolah bisa melakukan pembinaan ketika dia mengikuti olimpiade atau lomba,” tuturnya.
Begitupun sebaliknya, sambungnya, ketika ada siswa yang nilainya kurang, maka sekolah akan mengetahui langkah dan strategi apa yang akan diberikan dalam memberikan pelayanan pendidikan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.