Munculkan Karakter Sehat
Dari hasil koordinasi, lanjut Nurul, jurinya kolaborasi dari tiga majelis di bawah PDM Gresik. Yaitu dari Majelis Dikdasmen, Majelis Lingkungan Hidup, dan MCCC. “Semua syarat, kondisi baik yang ada di sekolah, akan menjadi gugur ketika sekolah tidak bisa menerapkan protokol kesehatan. Protokol kesehatan tetap menjadi syarat,” tegas Nurul.
Instrumen penilaian akan dibagikan lebih lanjut agar sekolah bisa menyiapkannya. “Paling utama dari kegiatan ini adalah munculnya karakter-karakter sehat yang kita harapkan,” imbuhnya.
Nantinya, masing-masing sekolah dikunjungi dua juri. Adapun sekolah yang akan dikunjungi, mendapat info jadwal visitasi sepekan sebelumnya. “Bagus kalau ada sesuatu yang bisa dipresentasikan atau siswanya yang ikut menjelaskan,” ujarnya.
Dia yakin, pihaknya mampu menilai manakah aspek yang telah membudaya di sana, mana aspek yang baru diadakan untuk memenuhi persyaratan lomba. “Kita bisa lihat kok ini taman baru ada satu hari,” kelakar guru SMA Negeri 1 Manyar itu.
Sebab yang lebih penting, menurutnya, bagaimana membudayakan perilaku sehat di sekolah itu. “Bagaimana membiasakan anak-anak membuang sampah di tempatnya itu butuh waktu beberapa tahun,” tegasnya.
Di samping itu, dia juga mengingatkan betapa pentingnya kondisi lingkungan sehat terhadap proses belajar dan bekerja. Dia mengatakan, “Lingkungan itu bisa memengaruhi aliran inovasi di dalam kepala kita.”
Pada akhirnya, lingkungan sehat yang terbentuk, kata Nurul, bisa peningkatan branding sekolah masing-masing. Dia menyadari, “Zaman sekarang, customer (pelanggan) kritis dan pemilih.”
“Kita juga akan khawatir ketika menyerahkan putra-putri kita ke sekolah yang toilet atau kantinnya tidak bersih,” contohnya. Artinya, bagaimana yang ingin sekolah fasilitasi kepada anak kita (yang kita dapat), seperti itu pula fasilitas yang harus kita berikan kepada pelanggan.
Baca sambungan di halaman 3: Ketentuan Lomba