Ini Hal Krusial yang Dibahas Muktamar Ke-48 Muhammadiyah; Liputan Dadang Prabowo.
PWMU.CO – Ada hal yang sangat krusial untuk dibahas pada Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Surakarta (19-20/11/2022). Hal krusial tersebut menurut Prof Ahmad Jainuri adalah ideologi Muhammadiyah.
“Karena saking pentingnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Haedar Nasir menugaskan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membentuk tim dalam rangka mempersiapkan Risalah Islam Berkemajuan sebagai ideologi Muhammadiyah,” terang Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim tersebut.
“Seperti yang tadi disampaikan oleh Prof Haedar Nasir, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menugaskan UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) untuk membentuk tim dalam rangka mempersiapkan risalah Islam berkemajuan dengan koordinator Prof Syafiq A Mughni,” tuturnya.
Achmad Jainuri menyampaikan hal itu saat menutup Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) Muhammadiyah Jatim di Aula Mas Mansur, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Sabtu (26/8/22).
Lima Dasar Risalah Islam Berkemajuan
Prof Jainuri, sapannya, menjelaskan Risalah Islam Berkemajuan didasari atas lima hal penting. Pertama, landasan tauhid. Kedua kembali kepada al -Quran dan as-Sunnah. Ketiga menggalakkan ijtihad dan tajdid.
“Dua aktivitas ini (ijtihad dan tajdid) tidak bisa dipisahkan. Adanya tajdid karena adanya ijtihad,” ujar mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) tersebut.
Dasar kempat, menggalakkan Islam wasatiah. “Yang dimaksud dengan Islam wasatiaah lanjutnya, seperti yang ditulis oleh Prof Biyanto (Wakil Ketua PWM Jatim) adalah moderasi beragama, meskipun beberapa orang berpendapat kurang tepat,” terangnya.
Kelima membumikan Islam rahmatan lil alamin.
“Sesungguhnya yang terakhir ini yang penting. Islam yang sering kita gembar-gemborkan pada intinya: Islam rahmatan lil’alamin,” jelasnya.
Untuk itu, sambungnya, bagaimana kemudian ini (Risalah Islam Berkemjauan) dirumuskan di dalam musywil yang akan diadakan pada 24-25 Desember di Ponorogo. “Dan akan dibawa ke daerah yang kemudian disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing,” ujarnya.
Prof Jainuri berpesan kepada seluruh peserta musypimwil yang hadir di Aula Mas Mansyur, Gedung Muhammadiyah Jatim, untuk memilih pimpinan-pimpinan Muhammadiyah yang bisa menjadi eksekutor program-program yang diputuskan di muktamar.
“Karena bagaimanapun, program-program yang diputuskan di muktamar memerlukan eksekutor,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni