PWMU.CO– Muhlas Boarding Class (MBC) program baru SD Muhammadiyah 11 Dupak Bangunsari Surabaya. Program perdana diresmikan oleh Ketua PDM Kota Surabaya Drs Hamri Al Jauhari MPdI pertengahan Agustus lalu.
Wakasek Urusan Ismuba Ustadz Irwan SPd MPdI menjelaskan, MBC adalah program untuk percepatan hafalan Quran anak-anak yang tergabung dalam kelas tahfidh khusus. Targetnya hafal 5 juz dalam satu tahun.
”MBC dilaksanakan pada hari Jumat sampai Sabtu sebulan dua kali pada pekan ketiga dan keempat. Kemasan acara disusun sesuai dengan kebutuhan peserta dan target hafalan. Supaya tidak jenuh dan membosankan ada fun game dan olahraga,” ujarnya.
Muhlas Boarding Class pekan keempat berlangsung Sabtu-Ahad (27-28/8/22). Setelah shalat Subuh di mushala, ada kultum dari guru Al Islam ustad Ahwan Hamid SPd MPdI. Membahas masalah wudhu. Guru mencontohkan gerakan wudhu yang baik dan benar.
Selesai kultum Ustadz Husnul Khulus Lc mengumumkan pukul 07.30-08.30 nanti olahraganya latihan memanah. Sontak murid-murid menyambut gembira penuh sorak-sorai. ”Hooree… latihan memanah…” Murid-murid yang tadinya masih mengantuk langsung jadi terang benderang matanya.
Segera murid-murid menuju asrama untuk murajaah. Yaitu mengulang hafalan surat al-Quran. Kemudian mandi, sarapan, dan shalat Dhuha.
Latihan Memanah
Pukul 07.30 para siswa berkumpul di halaman sekolah. Lalu berbaris menuju Lapangan Dupak Bangunsari yang berjarak 100 meter dari SD Muhlas.
Di lapangan sudah menunggu pembina panahan. Sebelum latihan dimulai berdoa lebih dahulu. Lalu pelatih menjelaskan cara memanah yang baik dan aman. ”Keamanan menjadi penting, jika tidak diperhatikan dengan baik, anak panah akan salah sasaran,” kata pelatih.
Semua peserta antusias memperhatikan penjelasan dan gerakan yang telah dicontohkan oleh pembina. Latihan memanah dimulai. Satu per satu anak-anak diajari memegang busur, memasang anak panah, menarik, membidik sasaran dan melepaskan panah. Crap!
Anak-anak itu ada yang terpana, tertawa, atau hanya tersenyum melihat anak panah melesat ke sasaran.
Franda Asyifa, siswi kelas V, dapat giliran. Baru sekali ini dia berlatih memanah. Percobaan pertama anak panah melesat lemah tidak sampai ke sasaran. ”Kurang keras tarikannya,” ujar pembina.
Franda tak mau menyerah. Dia ulangan latihan kedua dan ketiga. Kali ini busur panah melesat dengan cepat dan menancap pada bidang panahan, walapun tidak tepat di tengah. ”Hooree…” sorak lirih Franda disambut tepuk tangan peserta lain.
Gyan Anaya, siswi kelas VI, berujar, saat kelas IV ikut ekskul panahan, tapi berhenti saat kelas V karena pandemi Covid-19. ”Sekarang kelas VI ikut lagi ekskul panahan, senang rasanya bisa latihan panahan di MBC kali ini,” ujarnya.
Penulis Muriyono Editor Sugeng Purwanto