Imbangi dengan Konten Dakwah
Menurutnya, yang krusial saat ini, banyak aplikasi menampilkan konten tidak senonoh. Terkait ini, kata Muhaimin, yang terpenting bagaimana para peserta—utusan dari delapan daerah meliputi Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Bangkalan, Pamekasan, Sumenep, dan Sampang—berperan mengimbangi konten yang kurang pantas itu.
Muhaimin mengingatkan, seringkali pengguna media sosial terjebak dengan konten-konten yang ada. Akhirnya dia menayangkan contoh video di mana penonton biasanya justru fokus pada bagian anak tak sengaja menjatuhkan piring. “Uniknya piring jatuh. Padahal dia sudah berusaha menunjukkan hal baik, kalau mau makan berdoa dulu,” terangnya.
Dia menambahkan, “Kita live streaming belum tentu banyak yang menonton tapi kalau video seperti itu banyak yang menonton. Banyak ‘video pemersatu bangsa’ di luar sana. Itulah yang harus kita imbangi!”
Konten digital itu, sambungnya, bagaimana memanfaatkan kondisi yang ada. “Di mana pun dan kapan pun bisa jadi konten. Intinya kita istikamah membuat,” tuturnya dałam kegiatan yang diliput PWMU.CO.
Dia menyadari dakwah digital ini perlu proses. “Nggak mungkin langsung bagus dan dapat viewer banyak. Butuh waktu cukup lama,” ujarnya.
Sekarang dia bisa menyukuri adanya pandemi kemarin mendorong pihaknya menyelenggarakan lomba dai virtual. “View langsung naik. Di YouTube ada 7 ribuan subscriber,” ungkapnya. Tak lama setelah itu, lanjutnya, kementerian dan pihak lain ikut membuat lomba serupa. “Kita harus bangga!” imbuhnya. (*)