Lembaga Dakwah Komplit
Muhaimin menerangkan, saat proses membuatnya memang perlu ada sinergi. “Karena LDK bukan Lembaga Dakwah Khusus tapi Lembaga Dakwah Komplit!” ujarnya.
Di antara mereka, ada ahli-ahli dengan beragam latar belakang profesi. Dia mengungkap, “Yang belum ada ahli seni. Kalau ada, benar-benar komplit! Modalnya kita di sinergi.”
Dia menyarankan, di lembaga Muhammadiyah itu, mereka bisa mengawali dakwah digital dengan mulai mencicil beli gadget sepekan sekali. “Tunjukkan aksinya! Jalan dulu supaya kalau sudah ada nyatanya bisa dimayakan,” tuturnya.
Muhaimin pun menunjukkan hasil survei kepada peserta bimtek terkait pemanfaatan IT dalam dakwah. Ternyat, 75 persen peserta atau tiga perempatnya sudah pakai IT. Dia pun cukup menyayangkan meski survei dilakukan setelah pandemi, tapi masih ada 25 persen peserta yang belum melibatkan IT.
Hasil survei lain, dari 75 peserta itu, ternyata mereka paling banyak pakai aplikasi desain Canva. Di mana dasarnya menggunakan template yang ada.
Selain itu, ada Capcut. “Kenapa kok ada TikTok juga? Karena pembuat TikTok kebanyakan pakai Capcut. Anak-anak kebanyakan lebih suka pakai itu. Tinggal ganti foto, share,” terangnya.
Di samping itu, menurutnya, di LDK itu harus punya energi muda. “Paling nggak, kita harus punya tim di bawah umur 30-an atau sekitar 20-an. Yang masih fresh kita ajak!” imbuhnya.
Dengan memberdayakan teman-teman muda itu, menurutnya juga bisa menambah ilmu dan pengalaman mereka. Juga biar anak muda tak sebatas main game saja.
Cara Viralkan
Muhaimin menerangkan, penggunaan tagar bisa bikin konten dakwah digital lebih viral. “Daripada kita share di grup WA, mending kita share di Instagram dan Facebook dengan tagar yang ada!” ujarnya.
Dia pun meminta peserta membuka Google Chrome. “Ketik dai komunitas! Punya siapa yang muncul pertama kali?” tanya Muhaimin. Setelah mengecek di HP-nya, peserta lantas menjawab PWMU.CO.
Akhirnya Muhaimin menegaskan, “Kita buat berita pun pakai tegar atau label. Ya itu berita PWMU.CO muncul nomor 1.”
Dia lantas memotivasi, “Kita buat ‘bom’, gencarkan dai komunitas atau dai virtual!”
Untuk membuat tagar, dia mencontohkan, ketik #daikomunitas (hashtag dai komunitas tanpa spasi). “Kalau sudah, share link!” tuturnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni