PWMU.CO– Outdoor learning Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Jalan Baratajaya Surabaya berkunjung ke peternakan sapi perah dan pabrik tahu di Menganti, Gresik, Kamis (18/8/2022).
Acara diikuti 111 siswa kelas 4. Pukul 08.00 WIB seluruh siswa berkumpul di halaman sekolah mendengarkan briefing yang disampaikan guru Akhmad Saifuddin Zuhri.
Ustadz Zuhri, panggilan akrabnya, mengatakan, kali ini kita belajar bagaimana mengelola peternakan sapi perah dan pabrik tahu di Menganti. Ada 11 bemo untuk mengangkut siswa dan ustadz-ustadzah.
Lokasi outdoor learning pertama peternakan sapi perah di Desa Randu Padangan Kecamatan Menganti milik Hidayat. Rombongan tiba pukul 09:30 WIB.
Hidayat menjelaskan, di sini ada jenis sapi perah Friesian Holstein, Jersey, Red Sindhi, dan Limousin. Sapi ini diberi makanan rumput dan ampas tahu pada pagi dan sore.
Selanjutnya secara bergantian anak-anak memberi makan sapi dan memerah susu sapi. Sebelum memerah susu, anak-anak diminta mencuci tangannya.
Sapi perah yang akan diperah susunya ditempatkan pada tempat khusus pemerahan. Dengan begitu anak-anak tidak takut memegang sapi dan memerah susunya.
Setelah memerah susu, para siswa menikmati susu hangat yang sudah disediakan. ”Alhamdulillah anak-anak sangat senang dapat memerah susu secara langsung dan menikmati susu murni yang disajikan hangat,” kata Hidayat.
Pukul 11.00 WIB, outdoor learning di peternakan sapi perah berakhir. Sewaktu pulang mendapat oleh-oleh olahan susu berbagai varian rasa.
Pabrik Tahu
Selanjutnya pukul 11:30 WIB peserta sampai di pabrik tahu Sumber Makmur di RT 1 RW 4 Desa Gading Watu, Menganti, Gresik. Rombongan disambut Ismawatun, pemilik pabrik tahu.
Ibu Ismawatun menjelaskan proses pembuatan tahu. ”Pertama menimbang kedelai. Selanjutnya kedelai dicuci dan direndam air bersih. Setelah itu digiling dengan dikasih air sedikit agar memudahkan proses penggilingan. Kemudian kedelai yang sudah digiling direbus dan dilakukan proses memisahkan sari kedelai dengan ampasnya,” jelasnya.
Kemudian sari kedelai dipres di atas papan. Setelah padat tahu dipotong sesuai ukuran. Ampas kedelai untuk pakan ternak.
Setelah mengikuti penjelasan pembuatan tahu dan berkeliling pabrik, siswa melaksanakan shalat Duhur berjamaah dan makan siang di lokasi pabrik. Kemudian bersiap kembali ke sekolah.
Nilai Karakter
Ira Nurmasari ST, guru kelas 4 dan Kepala Urusan Kesiswaan Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya mengatakan, outdoor learning memberikan pengalaman kepada anak-anak. ”Mereka sangat terkesan dengan kegiatan ini. Melihat dan mempraktikkan pemerahan susu dan pembuatan tahu,” katanya.
Ia menambahkan, ada empat nilai karakter dalam kegiatan ini. Pertama, siswa belajar antre mulai baris di halaman, masuk ke mobil, memerah susu, berkeliling di pabrik tahu dan tertib dalam mengikuti kegiatan shalat di mushala pabrik tahu,” ujarnya.
Kedua, siswa bekerja sama mulai berbagi tempat duduk di mobil, bekerja sama memberi makan sapi, membagikan makan, minum, dan snack ketika kegiatan berlangsung.
Ketiga, siswa dapat bertanggung jawab dalam menjaga barang bawaannya dan melakukan proses jual beli oleh-oleh.
Keempat, menumbuhkan jiwa empati kepada teman yang berkebutuhan khusus, membantu teman yang mengalami kesulitan.
Muhammad Farzan Ahzar, siswa kelas 4 mengaku senang dengan kegiatan outdoor learning ini. ”Jalan-jalan seru. Dapat ilmu pembuatan tahu dan susu secara langsung. Selama ini tahunya tinggal makan saja,” katanya.
Farzan mengatakan, paling suka saat memberi makan sapi dan memerah susunya. ”Susunya sangat enak sekali. Ini pengalaman pertamaku,” ucapnya.
Penulis Ahmad Mahmudi, Riska Oktaviana Editor Sugeng Purwanto