Kiprah Lembaga Dakwah Khusus di Pulau Madura; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Perwakilan peserta Bimbingan Teknis Dai Komunitas Regional V dari masing-masing daerah bergantian mempresentasikan rencana atau sasaran komunitas yang telah dibina, Ahad (29/8/22) siang.
Berikut rencana ataupun sasaran komunitas yang telah dibina Lembaga Dakwah Khusus dari empat daerah di Madura.
LDK Sumenep
Perwakilan LDK Sumenep Ahmad Hudaifah mengibaratkan LDK di kabupatennya. “Kalau LDK lautan, maka kita sudah berselancar di pantai,” ujarnya. Tepuk tangan peserta bergemuruh. “Nanti kita akan belajar lebih dalam dengan kabupaten-kabupaten lain,” imbuhnya.
Kemudian, dia menerangkan karakter sasaran di daerahnya. “Karakter satu daerah dengan daerah yang lain berbeda. Tentu kita tidak bisa memaksakan identifikasi komunitas itu anak jalanan, kalau di Sumenep beda,” jelas dia.
Kalau di Sumenep, sambungnya, agak priayi. “Kelas komunitas kita tidak seperti di kabupaten lain. Dinas Sosial sudah menyelesaikan itu. Justru komunitas di kelas menengah yang penting!” ungkapnya.
Secara pribadi, lanjutnya, sebagai orang Muhammadiyah, dia telah berdakwah digital di YouTube, meski belum berpayung LDK. Begitupula dengan dakwah digital teman dan masjid lainnya, sudah berjalan meski secara pribadi, belum ada yang atas nama LDK.
Kemudian pihaknya selama ini telah menyasar beberapa komunitas. Seperti komunitas Calon Pengantin alias Caltin. “Saya bahkan menjadi penyuluh pelatihan di Jawa Timur tahun 2021 kemarin, runner up, juara II, kita punya istilah pertahanan cinta kita dengan nama Segitiga Cinta. Itu kami populerkan. Kalau nanti itu mau dijadikan milik LDK silakan,” ujarnya.
Selain itu, adapula komunitas ibu-ibu camat, dokter, dan pegawai bank.”Beberapa teman-teman yang baru ini luar biasa. Kita sudah ada pak Dr Zen, beliau seorang dosen, dia punya banyak komunitas. LDK bisa jalan untuk komunitas, tapi beda karakter dengan yang lain,” imbuhnya.
LDK Pamekasan
Abdul Aziz menerangkan, LDK Pamekasan sudah terbentuk sebelum pandemi. Beberapa program dakwah komunitas sudah berjalan di sana. Dia menyatakan, Ketua majelis tabligh adalah ketua komunitas di Pamekasan, Sepan. “Terdiri dari berbagai latar belakang,” ungkapnya.
Di sana ada pengajian tiap bulan. Ada pula setiap tiga atau enam bulanan jalan-jalan naik gunung dengan sepeda tapi dijalankan dengan metode syariah. Misak dengan tahsin, doa, dan shalat jamak. “Karena kadang orang jalan-jalan di bis itu karaokean. Komunitas itu sebagai media olahraga, silaturahmi, dan pengajian,” imbuhnya.
Dia juga telah mendirikan Rumah Quran Mulia. “Termasuk juga kita bina madrasah Muhammadiyah, masjid, kampung a,b,c yang isinya al-Quran. Alhamdulillah sebagian mereka kenal tradisi Muhammadiyah. “Alhamdulillah ada beberapa progam yang jalan, nanti tinggal dikembangkan,” terangnya.
Kemudian sejauh ini, lanjutnya, dakwah untuk anak terlantar belum ada. Sebab, di sana adanya pengamen dari Surabaya. “Yang dinyanyikan shalawat tapi itu saat sedang shalat dhuhur,” kata Abdul Aziz.
Ada satu masjid yang menyajikan dakwah virtual, yaitu Masjid al-Falah. “Ketua takmirnya Dr Ghazali. Setiap pengajian tayang,” tuturnya.
Baca sambungan di halamann 2: LDK Bangkalan