Empat Resep Majukan Kampus Menurut Rektor Umsida. Liputan Tuhfatul Janan, Kontributor PWMU.CO Probolinggo
PWMU.CO – Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Probolinggo (Staimpro) menggelar acara wisuda XII program sarjana, di Paseban Sena Ballroom Hotel Kota Probolinggo, Sabtu (27/8/2022).
Wisuda diawali dengan pembukaan sidang senat oleh Ketua STAIM Probolinggo Dr Benny Prasetya MPdI.
Dalam sambutannya, Dr Benny Prasetya mengatakan, STAIM Probolinggo terus berbenah menjadi kampus yang maju dan berkembang.
“Alhamdulillah mulai tahun ajaran baru ini kita akan menempati gedung baru kampus, yang telah selesai pembangunan tahap 1 dari total pembangunan gedung yang direncanakan 4 lantai. Semoga ini semakin menjadi sarana meningkatkan kualitas perkuliahan untuk kemajuan STAIM Probolinggo,” ujarnya.
Empat Resep Memajukan Kampus
Hadir Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Dr Hidayatulloh MSi, yang didaulat menyampaikan orasi ilmiah di hadapan civitas akademika, para wisudawan-wisudawati dan seluruh tamu undangan.
Dalam orasi ilmiahnya, Dr Hidayatulloh membagikan empat resep memajukan kampus sesuai pengalaman dan penelitiannya.
“Pertama, pastikan kita melakukan yang baik dan benar,” ujarnya.
Menurut Hidayatulloh, untuk menjadikan sebuah kampus maju dan berkembang, maka harus dipastikan semua pihak melakukan hal yang baik dan benar, sehingga telah berada di jalur yang tepat menuju kemajuan kampus yang dicita-citakan.
Resep yang kedua adalah konsistensi.
“Setelah kita pastikan apa yang kita lakukan baik dan benar, maka yang kedua harus konsisten. Jangan sehari dua hari kita lakukan yang benar itu, tapi setelah itu kita tidak melakukannya lagi, maka akan jauh lagi dari kemajuan yang diinginkan,” sambungnya.
Lebih lanjut, Rektor Umsida dua periode tersebut mengatakan, resep ketiga yang harus dilakukan adalah meningkatkan dari yang baik menjadi lebih baik dan terbaik.
“Selanjutnya harus terus ada upaya peningkatan, tak cukup hanya melakukan hal baik dan terus menerus tadi, tapi juga harus ditingkatkan menjadi lebih baik dari hari ke hari, dan akhirnya menjadi yang terbaik,” tutur Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur ini.
Harus Lebih Baik dari Hari ke Hari
Dia pun sambil mengutip kalimat hikmah bahwa siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin ia beruntung, yang hari ini sama dengan kemarin ia merugi, dan yang hari ini lebih buruk dari kemarin ia adalah orang yang celaka.
Resep keempat adalah kecepatan.
Menurut pria yang mengawali kariernya sebagai kepala sekolah Muhammadiyah dan akhirnya menjadi Rektor tersebut, resep keempat adalah tentang kecepatan.
“Terakhir yang harus dilakukan adalah jadilah yang pertama-tama melakukan tiga resep sebelumnya tadi. Artinya ini tentang kecepatan. Sekarang bukan lagi zamannya seperti dulu, bahwa yang besar bisa mengalahkan yang kecil. Tapi saat ini, zamannya adalah yang cepat bisa mengalahkan yang lambat,” ungkapnya.
Menurutnya Dr Hidayatulloh, STAI Muhammadiyah Probolinggo dalam pengamatannya telah memiliki potensi dan modal besar untuk menjadi kampus yang maju dan berkembang.
“Saya lihat Staimpro punya modal besar untuk melakukan semua ini. Tidak ada masalah psikologis dan non psikologis dari para pimpinan dan seluruh civitas akademiknya. Semuanya bagus tidak ada konflik, dan bonusnya adalah para pimpinannya, dosennya, dan semuanya di Staimpro masih muda-muda,” imbuhnya.
Empat resep memajukan kampus ini menurut Dr Hidayatulloh juga bisa menjadi resep wisudawan dan wisudawati meraih kesuksesan dalam perjalanan kehidupan setelah lulus dari STAI Muhammadiyah Probolinggo.
Staimpro Terus Berbenah Tingkatkan Kualitas
Sementara itu, Wakil Ketua I Bidang Akademik STAIM Probolinggo Dr Heri Rifhan Halili MPdI mengatakan, dalam wisuda XII ini, Staimpro meluluskan 76 sarjana dari dua program studi yaitu Pendidikan Agama Islam dan Hukum Keluarga Islam.
Ia menambahkan, STAIM Probolinggo terus berbenah meningkatkan kualitas baik di bidang sarana prasarana dan juga akademik.
“Alhamdulillah peningkatan di bidang sarana prasarana Insya Allah kami akan menempati gedung baru yang lebih representatif tahun ajaran ini,” katanya.
Sementara kemajuan di bidang akademik, sejak beberapa tahun terakhir, Staimpro telah menetapkan salah satu syarat mahasiswa dapat diwisuda adalah harus melakukan publikasi penelitian karya ilmiahnya di jurnal terakreditasi nasional.
“Sehingga karya penelitian mereka tidak hanya menjadi skripsi di kampus, tapi bisa dipertanggungjawabkan dalam dunia akademik yang lebih luas, karena bisa dibaca siapapun dan bisa memberikan manfaat keilmuan kepada masyarakat banyak,” pungkasnya. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni