Kemuliaan bagi Orang yang Menuntut Ilmu; Liputan Ain Nurwindasari, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Orang yang menuntut ilmu diberi Allah kemuliaan, di antaranya ialah mendapat perlindungan dan penjagaan oleh Allah, baik dirinya maupun keluarganya.
Hal ini disampaikan oleh Ustadz Mulyono Lc dalam Kajian Ahad Pagi yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Balongpanggang yang bekerja sama dengan berbagai organisasi otonom lainnya Ahad (21/8/2022).
Pengajian ini selain dihadiri oleh jamaah dari ranting-ranting Muhammadiyah di Kecamtana Balongpanggang, juga dihadiri oleh jamah dari ranting Muhammadiyah wilayah Kecamatan Benjeng dan Cerme.
Muliono mengatakan, “Pasangannya di tempat kajian jangan-jangan khawatir dilirik orang, nggak usah khawatir, yang menjaga itu, pengawalnya itu, malaikatnya Allah SWT. Lha nikikemuliaan dari Allah SWT bagi orang yang istikamah menghadiri majelis taklim,” terangnya.
Dia melanjutkan, kemuliaan yang akan didapatkan oleh orang yang mendatangi majelis taklim ialah terangkat derajatnya, sebagaimana dalam al-Mujadilah ayat 11:
ي يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ
“Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”
“Jadi kalau imannya sudah kuat, ideologi tauhidnya sudah jelas, mantap diamalkan tanpa ragu-ragu, tanpa ikut-ikut, maka dengan tambahan ilmu agama Allah bakal meninggikan derajat kita semua,” tegasnya.
Bukan Pangkat
Menurut Mulyono, derajat tinggi yang dijanjikan oleh Allah di dalam ayat di atas bukanlah naik pangkat atau pun dijadikan pimpinan.
“Bukan, pangkat tinggi bukan jaminan,” tegasnya.
Ia melanjutkan, “Allah meninggikan derajatnya itu boleh jadi selama nikah tidak pernah dipanggil dengan panggilan hormat, tapi karena diangkat derajatnya oleh Allah, istrinya pagi-pagi sudah membuatkan kopi, pagi-pagi ditawari istri, ‘Mas, sarapan nopo?’,” terangnya.
Menurutnya, itulah salah satu bentuk seseorang mendapatkan hidayah, karena pasangannya sudah diberi derajat.
Selain itu, ditinggikan derajat seseorang lantaran menuntut ilmu juga tercermin dari anak-anak dan saudara maupun rekan seseorang.
“Belum lagi anak-anaknya menjadi penurut untuk diajak kebaikan, Belum lagi kawan-kawan menjadi segan terhadap kita, karena apa? Karena telah memberikan kebaikan-kebaikan, manfaat-manfaat, akhirnya digugu dan ditiru,” jelasnya.
Mulyono mengingatkan, jika seseorang diberi derajat berupa pangkat, kemudian diikuti, apapun perintahnya dilaksanakan oleh orang lain, maka itu bukan termasuk diangkat derajat oleh Allah.
“Karena tidak semua itu ikhlas. Mungkin karena takut tidak dinaikkan gajinya. Nah ini karena bukan Allah yang meninggikan derajatnya, tapi karena manusia yang meninggikan,” terangnya.
Bulan Semangat
Mulyono juga mencoba memaknai bulan Agustus sebagai bulan semangat dan kemerdekaan.
“Semoga mukadimah ini bisa memberikan semangat di atas semangat, terutama ini di bulan kemerdekaan, bulan penuh semangat, merdeka jiwanya, merdeka dari perbudakan setan,” terangnya,
Menurutnya perbudakan setan yaitu seseorang mengikuti polah pikir tipu daya setan, termasuk masih melakukan kesyirikan, kemaksiatan, dan hawa nafsu yang mana tidak menjadi abdinya Allah SWT.
“Maka dia belum merdeka sejatinya karena masih diperbudak oleh setan, maka semoga kita diberikan istikamah, diberikan tauhid dan hidayah Allah SWT,” ucapnya.
Ia pun mengingatkan adanya pendidikan PAUD (pendidikan anak usia dini) dan TK (taman kanak-kanak), juga MI yang berada di sekitar lokasi pengajian agar dikembangkan.
“Ini termasuk AUM (amal usaha Muhammadiyah) yang wajib kita kembangkan bersama dan sinergi bersama untuk memberikan manfaat untuk sekitarnya. Akhirnya Islam itu tidak hanya rahmatan lil ‘alamin, tapi benar-benar bisa dirasakan,” tandasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni