Lima Pertanyaan di Hari Kiamat; Oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Kajian ini berdasarkan hadits riwayat Tirmidzi, Thabrani, dan Baihaqi
عن عبدالله بن مسعود قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: لا تَزُولُ قَدَمَا ابنِ آدمَ يومَ القيامةِ مِن عندِ ربِّه ، حتى يُسْأَلَ عن خَمْسٍ : عن عُمُرِه فِيمَ أَفْنَاه ؟ وعن شبابِه فِيمَ أَبْلَاه ؟ وعن مالِه مِن أين اكتسبه وفِيمَ أنفقه ؟ وماذا عَمِل فيما عَلِم ؟ أخرجه الترمذي والطبراني والبيهقي.
Dari Ibnu Mas’ud dari Nabi SAW bersabda: “Tidak bergeser kaki anak cucu Adam pada Hari Kiamat sehingga dia ditanya lima perkara: tentang umurnya untuk apa dia menghabiskannya, tentang masa mudanya untuk apa dia menggunakannya, tentang hartanya dari mana dia mendapatakannya dan untuk apa dia menginfakkannya dan tentang ilmunya, apa yang dia lakukan dengannya. (Hadits hasan lighairihi, HR Tirmidzi, Thabrani, dan Baihaqi)
Nama Lain Hari Kiamat
Kiamat atau yaumul qiyaamah didefinisikan yauma ba’tsil khalaaiqi lil hisaab yakni hari dibangkitkannya manusia untuk perhitungan.
..ذَٰلِكَ يَوۡمٞ مَّجۡمُوعٞ لَّهُ ٱلنَّاسُ وَذَٰلِكَ يَوۡمٞ مَّشۡهُودٞ
Kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk). (Hud: 103).
Hari Kiamat juga disebut yaumul fashl (hari keputusan), yaumul jam’i (hari berkumpul), yaumuttanaad (hari panggil-memanggil), yaumul azifah (hari yang dekat), yaumuttalaaq(hari pertemuan), yaumul waqtil ma’luum (hari yang telah ditentukan waktunya), yaumul aakhir (hari akhir), yaumuddin (hari pembalasan), yaumu yaquumu hisab (hari ditegakkannya perhitungan).
Banyak nama lain dari hari kiamat ini dalam al Quran di antaranya: al-Qiyamah (75:1), al-Waqi’ah (56:1), al-Haqqah (69:1), al-Qaari’ah (101:1), at-Thammatul Kubra (79:34), as-Saa’ah (54:46), dan lainnya
Kapan Terjadinya?
Waktu hari kiamat tiada seorangpun yang tahu. Suatu peristiwa yang hanya Allah Yang Maha Mengetahui. Sekaligus sebagai bukti kekuasaan dan keagunganNya. Sehingga jika ada orang yang merasa dirinya mengetahui kapan terjadinya merupakan kedustaan yang nyata.
يَسۡئَلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرۡسَىٰهَاۖ قُلۡ إِنَّمَا عِلۡمُهَا عِندَ رَبِّيۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقۡتِهَآ إِلَّا هُوَۚ ثَقُلَتۡ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ لَا تَأۡتِيكُمۡ إِلَّا بَغۡتَةٗۗ يَسَۡٔلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنۡهَاۖ قُلۡ إِنَّمَا عِلۡمُهَا عِندَ ٱللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ ١٨٧
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.
Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’”(al-A’raf 187).
Kiamat atau juga yaumul akhir termasuk salah satu dari Rukun Iman. Maka meyakini sekaligus memahami konsekwensi di dalamnya merupakan bagian integral dari nilai keimanan. Mengingkarinya merupakan bentuk kekufuran. Karena akan berdampak pada aplikasi rukun iman yang lainnya. Maka beriman terhadap adanya hari akhir pasti juga akan memberikan arah kehidupan ini lebih hati-hati dan waspada. Untuk selalu berusaha menselaraskan dengan apa yang telah Allah dan Rasul-Nya putuskan.
Lima Pertanyaan
Sebagaimana dalam hadits di atas, ada lima pertanyaan yang akan diajukan untuk kemudian dicrosceck pada saat kehidupannya di dunia:
Pertama, tentang umurnya untuk apa dia menghabiskannya. Setiap kita diberi jatah umur yang tidak ada yang tahu sampai berapa tahun. Ada kehidupan ada kematian, ada pertemuan ada perpisahan, ada yang mendapatkan ada yang kehilangan. Setiap kita harus mempersiapkan diri jika kematian itu datang atau ketika perpisahan itu terjadi atau Ketika kehilangan apa yang kita cintai.
Umur yang tersisa ini hendaknya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dimana tujuan hidup kita tiada lain adalah dalam rangka beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bekal ibadah itu tiada lain adalah iman yang benar dan ilmu yang benar, dengan iman dan ilmu di atasnya ditegakkan amal yang saleh, yakni amal yang berdasarkan ilmunya itu dengan ikhlas karena berlandaskan keimanannya.
Sepanjang usia ini akan ditanya untuk apa dihabiskan? Jawabannya sangat menentukan keselamatan di kemudian berikutnya. Termasuk yang kedua yaitu ditanya tentang masa mudanya untuk apa dia menggunakannya. Masa muda adalah masa keemasan, di mana diusia itu tenaga, pikiran seseorang mengalami puncak kesempurnaanya.
Sudah sepantasnya di masa itu harus dimanfaatkan dengan sebaik penghambaan kepada Tuhannya. Jika masa muda di sia-siakan, yang akan terjadi adalah penyesalan di usia berikutnya atau bahkan sampai ia meninggal dunia.
Peluang menjadi pemuda tangguh dan cerdas bersikap merupakan modal yang sangat berharga, untuk mencapai kejayaannya. Maka semangat muda harus diarahkan ke arah yang positif, melakukan aktifitas yang konstruktif untuk mencapai cita-cita kehidupan yang berorientasi di akhir, dunia dan akhirat.
Tentang Harta
Ketiga dan keempat, tentang hartanya dari mana dia mendapatakannya dan untuk apa dia menginfakkannya. Harta merupakan anugrah dan setiap hamba telah diberikan takaran sesuai dengan yang telah ditetepkan. Allah menganugrahkan keluasan harta kepada siapa saja yang dikehendakinya.
أَوَ لَمۡ يَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ يَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقۡدِرُۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يُؤۡمِنُونَ ٥٢
“Dan tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki-Nya? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman.” (az-Zumar: 52)
Maut tidak akan datang kecuali jatah rezeki seorang hamba telah habis sesui takarannya. Maka tidak perlu seseorang memiliki rasa takut atau khawatir akan berkurangnya jatah rezeki baginya. Dengan demikian tidak perlu kemudian mengambil yang bukan haknya sesuatu yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. pada saatnya nanti akan ditanya dan diketahui darimana sumber hartanya itu.
Demikian pula membelanjakannya, akan ditanya untuk apa saja. Jika bersumber dari harta haram maka tidak ada gunanya dimanfaatan untuk ibadah sekalipun.
Rasulullah mengajarkan suatu doa yang jika dimamalkan akan dapat mencukupinya, dan bila memiliki utang akan dapat melunasi sebesar apapun utang itu.
عن عليٍّ رَضِيَ اللهُ عنه أنَّ مُكاتَبًا جاءه فقال: إنِّي عجزتُ عن كتابتي فأعِنِّي قال: ألا أعَلِّمُك كلماتٍ عَلَّمَنيهنَّ رَسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم لو كان عليك مِثلُ جَبَلٍ دَينًا أدَّاه عنك، قل:
اللَّهُمَّ اكْفِني بحلالِك عن حرامِك، وأغْنِني بفَضْلِك عمَّن سِواك
Arti donata: “Ya Allah, cukupilah aku dengan yang halal dari-Mu, dan cukupkanlah aku dengan keutamaan-Mu dari selain-Mu.” (HR Tirmidzi dan Ahmad)
Kelima, tentang ilmunya, apa yang dia lakukan dengannya. Ilmu adalah kemuliaan tetapi sekaligus Amanah. Dengan ilmunya manusia akan menjadi mulia karena mengamalkannya sebagai bagian pengabdiannya kepada Allah, akan tetapi dengan ilmunya juga manusia dapat celaka di akhirat karena kesombongannya kepada hamba-hamba Allah lainnya.
Oleh karena itu niat menuntut ilmu itu haruslah benar sejak awal, karena jika salah niat maka akan berdampak kepada kehidupan berikutnya. Sejak awal seharusnya ditanamkan – baik oleh orang tua maupun guru pengajar – agar menuntut ilmu itu bukan dalam rangka untuk meraih dunia sebanyak-banyaknya, akan tetapi lebih kearah agar mampu berkhidmat sebaik-baiknya bagi kehidupan ini. bermanfaat sebesar-besarnya bagi kemaslahatan umat.
إِنَّآ أَنذَرۡنَٰكُمۡ عَذَابٗا قَرِيبٗا يَوۡمَ يَنظُرُ ٱلۡمَرۡءُ مَا قَدَّمَتۡ يَدَاهُ وَيَقُولُ ٱلۡكَافِرُ يَٰلَيۡتَنِي كُنتُ تُرَٰبَۢا ٤٠
Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: “Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.” (An-Naba’: 40) (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Lima Pertanyaan di Hari Kiamat adalah versi online Buletin Jumat Hanif Edisi 36 Tahun XXVI, 2 September 2022/6 Shafar 1444