PWMU.CO– Seminar penguatan kompetensi guru Muhammadiyah Tulungagung berlangsung di Gedung Aula Praja Mukti Pemkab setempat, Sabtu (3/9/2022).
Narasumber seminar penguatan kompetensi guru menghadirkan Dr Arbaiyah Yusuf MA, Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jawa Timur yang juga dosen UIN Sunan Ampel Surabaya. Sebelum seminar digelar pelantikan kepala sekolah Muhammadiyah.
Mengawali paparannya, Arbaiyah mengajak peserta simulasi permainan entrepreneur game dengan media delapan kartu untuk mencari profit.
Cara bermain, tiap peserta disuruh membuat 8 kartu dari selembar kertas yang dibagikan. Tiap kartu ditulisi angka 1 sampai 8. Setelah itu peserta diberi waktu lima menit bertransaksi tukar kartu dengan peserta lainnya.
Setelah simulasi selesai, Arbaiyah menjelaskan makna permainan itu. ”Inti permainan ini mencari keuntungan sebanyaknya, menjalin relasi dengan siapapun, member kepercayaan dan nyaman kepada konsumen,” katanya.
Penerapan di sekolah/madrasah Muhammadiyah, sambung dia, harus ber-mindset untung. Jangan sampai kita mengajar atau bekerja ber-mindset rugi.
”Maka sekolah harus ada diferensiasi atau pembeda dengan sekolah lainnya, sehingga calon wali murid mau menyekolahkan anaknya di sekolah kita. Mari kita bangun dan besarkan amal usaha Muhammadiyah kita dengan diferensiasi yang baik,” ujarnya.
Kurikulum Merdeka
Setelah itu dia menjelaskan kebijakan Majelis Dikdasmen mengenai Kurikulum Merdeka dimulai dengan tanya jawab.
Peserta dari MBS Bandung Tulungagung menanyakan, memodifikasi jam pelajaran kepesantrenan lebih banyak apakah sesuai dengan Kurikulum Merdeka?
Arbaiyah menerangkan, kebijakan Majelis Dikdasmen PWM ada empat hal untuk penguatan dan penerapan kurikulum merdeka. Pertama, penguatan karakter siswa.
Kedua, penguatan mutu sekolah dengan memunculkan program unggulan.
Ketiga, penguatan organisasi dengan menyiapkan kaderisasi. ”Dalam dunia mengajar hal ini bisa jadi kajian bersama bagaimana memaksimalkan kader-kader untuk andil dalam amal usaha Muhammadiyah,” katanya.
Keempat, penguatan internasional. Sekolah/madrasah Muhammadiyah diusahakan eksis di kancah nasional maupun internasional seperti sekolah unggulan Muhammadiyah.
Dia menyarankan guru belajar Bahasa Inggris dengan MoU dengan Kampung Inggris Pare. ”Sekarang ada istilah Ismubaris yakni Keislaman, Kemuhammadiyahan, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris,” katanya.
Menurut dia, penerapan kurikulum bersifat dinamis. Strategi pencapaian tujuan bisa berubah sesuai perkembangan. Misalnya struktur kurikulum, pendekatan pembelajaran, model laporan penilaian dan pemanfaatan teknologi.
Lantas dia menyampaikan landasan Muhammadiyah menentukan kurikulum. Pertama, sekolah dan madrasah berperan sebagai media dakwah Islam yang digerakkan Muhammadiyah dan bersifat rahmatan lil alamin.
Kedua, konsep manusia yang dikembangkan adalah manusia sebagai manifestasi hamba Allah, khalifah fil ardh. Ketiga, secara sosiologis yang dikembangkan adalah manusia sebagai individu, manusia sebagai mahluk sosial.
Keempat, pendidikan holistik Muhammadiyah membentuk kepribadian entitas individualiteit, sosialiteit, moraliteit menghasilkan siswa yang memiliki self knowledge, social abilities, self moral concept.
Penulis Ubaidillah Alif Alwan Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post