PWMU.CO – Darling, Implementasi Pendidikan Karakter ala Smamga Surabaya. Sebanyak 27 remaja memadati rumah Ghartsa Abdullah Arsyahra di Jalan Bendul Merisi Jaya Gang Makam 7 No 11 Surabaya, Sabtu (3/9/2022), siang.
Terlihat beberapa di antara mereka menata tikar, menyuguhkan makanan ringan, atau mencoba sound system. Para remaja ini adalah siswa kelas XII IPA 2 SMA Muhammadiyah 3 (Smamga) Surabaya yang akan melaksanakan darling alias tadarus keliling.
Wali Kelas XII IPA 2 Iin Tri Kusminarni SPd menjelaskan, darling adalah pengajian kelasyang diselenggarakan setiap bulan dari satu rumah ke rumah siswa lainnya.
“Kegiatan ini merupakan salah satu program sekolah sebagai implementasi pendidikan karakter,” ujarnya Senin (5/9/2022).
Dia menjelaskan, wali murid yang menjadi tuan rumah akan menyediakan tempat dan konsumsi yang sebagian dananya berasala dari urunan siswa. “Saat pandemi Covid-19 darling dilaksanakan secara online melalui Zoom Cloud Meetings,” kata dia.
Siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan ini. Mereka membentuk kepanitiaan yang terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara, pembawa acara, qari’, dan pembantu umum.
“Secara bergantian mereka menjadi panitia yang berbeda tugas setiap bulannya. Dengan begitu mereka akan terlatih untuk mengelola kegiatan sendiri,” terangnya.
Adapun agenda saat darling adalah membaca al-Quran, mendengar ceramah agama, diskusi, tanya jawab, shalat berjamaah dan ramah tamah dengan makan bersama.
Iin Tri Kusminarni menyampaikan darling ini banyak sekali manfaatnya. Di antaranya: melahirkan siswa yang berakhlakul karimah, menjalin komunikasi antara pihak sekolah dengan wali murid, merekatkan hubungan antara satu siswa dengan siswa lainnya.
Juga bisa merekatkan hubungan antarwali murid, melatih kemandirian, kepedulian, kerjasama, dan keberanian siswa “Serta melatih siswa untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar,” terangnya.
Teledani Sahabat Nabi
Pengisi materi darling kali ini adalah Nafi’udin SHI, salah satu guru al-Islam Smamga.
Dalam ceramahnya dia menceritakan beberapa sahabat terbaik Nabi SAW selain yang menjadi Khulafaur Rasyidin. Seperti Bilal bin Rabbah, Yasir, Sumaiyyah, dan Mus’ab bin Umair.
“Betapa gigih perjuangan mereka dalam membela Islam, mempertahankan iman, dan mewujudkan kecintaan mereka kepada Allah dan rasulnya,” ujarnya. Dia berharap dari kisah para sahabat itu diharapkan siswa dapat mengambil hikmah dan keteladanan.
Beliau juga selalu mengingatkan siswa untuk selalu melibatkan Allah dalam segala urusannya dan minta Rido orang tua.
“Jangan biarkan usaha kita berjalan sendiri. Kita tidak mampu hanya mengandalkan kemampuan dankecerdasan kita. Libatkan Allah dalam setiap usaha dan urusan kita. Semua akan menjadi mudah dengan pertolongan-Nya,” nasihatnya.
Ustadz Nafi’udin, sapaannya, membakar semangat siswa melalui diskusi dua arah, tanya jawab, dan kuis yang hadiahnya disiapkan sendiri olehnya.
Siswa dan wali murid memberi respon positif terhadap kegiatan ini.
“Alhamdulillah, saya sangat senang anak muda mengikuti kegiatan seperti ini: ngaji bareng dan mendengar kajian Islam, sangat bermanfaat,” ungkap Endang Subekti, ibunda Ghartsa.(*)
Editor Mohammad Nurfatoni