People pleaser ciri dan bagaimana cara menghindarinya, oleh Alif Romadhon dan Tim Kajian Follow up Pasca-DAD IMM Ar Razi Umsida Prodi Psikologi.
PWMU.CO – People Pleaser, Apa Itu? Pengertiannya adalah hidup dengan mendengarkan pendapat orang lain, agar dirinya dianggap sempurna oleh orang-orang di sekitarnya. Seseorang seharusnya memiliki pendirian dan jati diri, namun tidak untuk seorang people pleaser.
Dia akan terus menerus bergantung pada orang lain yang belum tentu benar dalam memberikan arahan. People pleaser merupakan seseorang yang terlalu peduli apakah orang lain menyukai dirinya atau tidak, dan selalu membutuhkan persetujuan orang lain untuk semua hal yang dia lakukan.
Dia juga memiliki kebiasaan untuk terlalu memikirkan opini orang lain mengenai dirinya dan ketergantuangan atas dukungan atau pujian orang lain. Selain itu, melihat arti dirinya hanya berdasarkan kontribusi yang dia lakukan untuk orang lain.
Sulit untuk Mengatakan Tidak
Seorang people pleaser adalah seseorang yang sangat sulit untuk mengatakan tidak dan menentukan boundaries pribadinya, terlalu memikirkan opini orang lain tentang dirinya, sangat menghindari konflik, dan merasa bertanggung jawab atas terlalu banyak orang, meminta maaf mesti tidak salah.
Seseorang yang telah mengalami people pleaser cenderung akan merasa bersalah jika menolak apa yang orang lain butuhkan dan sulit berkata ‘tidak’ jika dimintai tolong, bahkan jika hal tersebut bisa saja merugikan dirinya sendiri. Dengan begitu, ia akan menyangkal diri sendiri, dan bersikap manipulatif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Selain itu, ia juga akan sering meminta maaf atas segala hal yang bukan kesalahannya. Akibatnya ia tidak bisa menyampaikan pendapatnya, semua sikapnya menunjukkan kalau ia ingin menyenangkan orang lain tanpa memikirkan dirinya sendiri.
Tanpa disadari kebiasan people pleaser muncul salah satunya karena didikan orangtua kepada anaknya. Jika orang tua memiliki ekspektasi terlalu tinggi, sangat ketat dalam menerapkan aturan, atau menghukum anak atas hal yang di luar kendali anak, mereka akan belajar untuk hati-hati dan selalu kooperatif dengan keinginan orang tuanya oleh karena itu pencegahan people pleaser perlu dilakukan sedini mungkin.
Biasanya orangtua menuntut agar anak-anak mereka menjadi orang yang baik, dan selalu dapat menjadi kebanggaan. Orangtua yang selalu menginginkan agar anaknya terlihat kuat dan dapat selalu menjadi contoh, tanpa melihat adanya kebutuhan anak untuk dikasihi dan menjadi diri sendiri.
Selain itu, terkadang orangtua juga memberikan hukum yang tidak adil dan tidak konsisten atas apa yang anak lakukan. Alasan mengapa seseorang menjadi people pleaser ialah yang pertama, sering mengabaikan diri sendiri hal tersebut muncul akibat rasa tidak enakan dan kurang tegas sehingga mengabaikan kepentingan diri sendiri.
Kuncinya Ketegasan
Maka yang perlu dibiasakan agar tidak berperilaku seperti itu secara terus menerus dengan bersikap asertif alias tegas pada diri sendiri dan orang lain. Jika seseorang meminta bantuan yang di luar kapasitas atau merugikan, lebih baik untuk menolak dengan baik dan jelaskan apa yang membuat kita tidak bisa melakukannya.
Alasan yang kedua, sering merasa takut/khawatir/ terbebani yang terjadi karena kekhawatiran bahwa mengatakan “tidak” atau menolak permintaan bantuan pada seseorang akan membuat mereka berpikir tidak peduli tentang mereka. Selain itu, menyetujui untuk melakukan apa yang mereka inginkan mungkin tampak seperti pilihan yang lebih aman, meskipun sebenarnya tidak punya waktu atau keinginan untuk membantu.
Banyak people pleaser setuju untuk melakukan sesuatu ketika mereka tidak suka, seperti membantu seseorang. Tetapi hal tersebut dapat menyebabkan masalah, karena ini berarti kebutuhan mereka lebih penting daripada kebutuhan dia sendiri.
Alasan selanjutnya yakni yang ketiga dapat terjebak dalam hubungan toxic, karena seseorang yang mengalami people pleaser sering kesulitan mengenali perasaan mereka yang sebenarnya. Keempat ialah menghindari konflik dengan cara meminta maaf atau melakukan hal apapun yang membuat orang lain senang.
Sedangkan alasan kelima yakni takut akan penolakan. People pleaser tidak hanya ingin menyenangkan orang lain. Namun, mereka juga takut kesepian, sendirian, takut ditingggalkan, bahkan bisa saja mereka takut bahwa orang lain akan marah jika menolak permintaannya.
Alasan yang terakhir yaitu kelima, yaitu mudah terpengaruh lingkungan. Hal tersebut seseorang yang mengalami people pleaser akan mudah dipengaruhi orang lain dan biasanya akan mendengarkan serta mengikuti instruksi orang lain tanpa berpikir.
Self Love
Cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi people pleaser agar tidak terus menerus merugikan diri sendiri ialah yang pertama dengan self love, hal ini sangat penting kita terapkan agar tidak merasa terjebak dan terbebani atas hal yang seharusnya tidak kita perbuat.
Dengan self love kita jadi menyadari bahwa menolak permintaan orang lain demi diri kita sendiri yang sebenarnya tidak mampu melakukannya bukanlah hal yang salah. Dengan demikian, kita jadi bisa mengetahui batasan yang dimiliki dan mempertegas diri sendiri untuk tidak gampang menerima segala hal.
Kedua, yang dilakukan untuk mengurangi people pleaser dengan mengubah mindset pada diri sendiri agar tidak merasa tidak enak jika menolak permintaan orang lain, dan menyatakan pada diri sendiri atas batas kemampuan yang dimiliki.
Yang terakhir atau ketiga ialah dengan meminta bantuan orang lain, seperti mulailah untuk meminta bantuan orang lain sebagaimana orang lain meminta bantuan kepada kita. Jangan merasa tidak enak dan takut merepotkan asal meminta tolong dengan cara yang baik dan tidak berlebihan serta dirasa orang tersebut cukup mampu untuk menolong kita. Bagaimanapun hal yang utama adalah kebahagian dan kesehatan mental diri sendiri.
Cintai Diri Sendiri
Menolong orang lain memanglah perbuatan yang baik. Namun, kita tidak perlu berlebihan sampai merelakan segala cara dan mengesampingkan diri sendiri. Tanamkan dalam hati dan pikiran bahwa kita bukanlah alat pembahagia orang lain. Kita juga harus sadar bahwa kita bukan hidup untuk orang lain. Carilah kebahagiaan pada diri sendiri tanpa mengedepankan kepentingan siapa-siapa.
Cintai diri sendiri dan kembangkan potensi yang ada di dalam diri kita. Orang lain bisa datang dan pergi. Jadi, bukan orang lain yang perlu kita cintai, diri kita sendirilah yang paling layak diutamakan. Berhenti menjadi people pleaser memang tidak bisa dilakukan secara instan. Perlu keyakinan diri yang kuat serta waktu yang lama. Perlu ditegaskan pada diri sendiri bahwa sampai kapanpun melakukan tindakan untuk menyenangkan orang lain tidak akan menemui titik kepuasan. (*)
Tim Kajian dan Follow Up Pasca Darul Arqam Dasar (DAD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ar Razi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Prodi Psikologi: Aisyah Putri Juniarga, Novitasari, Annisa Nurdiana, Mochamad Alif Romadhon, Dimas Rifki Al Fikri, Synta Dea Damayanti, Ika Puji Rahayu, Nurriyyah Brillianna Wahyuni, dan Anjani Widya Cahya Ningrum.
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.