Panahan, Ekskul Baru SDMM yang Langsung Jadi Primadona; Penulis Zaki Abdul Wahid, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – 70 Siswa SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, memadati Lapangan Panahan dan Berkuda di Jalan Gamping Nomor 9 Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Sabtu (10/9/2020). Mereka sedang mengikuti latihan memanah.
Koordinator Kesiswaan SDMM Rudi Purnawan MPd menjelaskan panahan merupakan ekstrakurikuler (ekskul) baru di SDMM yang dimulai tahun pelajaran 2022/2023 ini.
Dia mengungkapkan, mengapa panahan kini jadi ekskul SDMM. Selain karena sunnah dan bagian dari cabang olahraga, panahan melatih anak fokus pada suatu titik. “Sehingga bisa mengajarkan tentang target bidikan atau target sesuai yang hendak kita capai,” katanya.
Panahan di SDMM dilaksanakan setiap hari Sabtu mulai pukul 07.00 hingga pukul 08.00. Dan ternyata peminatnya cukup banyak. “Panahan ekskul baru dan banyak peminatnya,” kata Rudi. Ekskul yang diikuti siswa kelas III-V ini langsung jadi primadona.
Tiba di lapangan, siswa SDMM disambut hangat oleh dua pelatih panahan: Resgianto dan Salim Said. Keduanya sudah menyiapkan perlengkapan yang disediakan SDMM: empat busur dan 100 anak panah.
Ris, panggilan akrab Resgianto, dan Salim meminta anak-anak untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu dengan teknik stretching serta menarik bergelangan tangan dan kaki. Dengan harapan tidak kaku saat menarik busur.
Setelah pemanasan Ris mengajak mereka secara bergantian belajar teknik awal yaitu memegang busur. Kedua pelatih kemudian menunjukkan busur dan tali busur karena materi berfokus pada belajar tarik string (tali busur).
Cara memegang busur, tangan kiri memegang busur sedangkan tangan kanan memegang tali busur. “Amannya dalam menarik tali busur atau yang disebut sebagai bow string gunakan ibu jari, dan jempol tersebut dikunci oleh jari telunjuk. Tarik yang kuat. Ingat dalam menarik busur dilarang melepas tali busur jika tanpa anak panah,” ujar Ris sambil menunjukkan jari jempolnya.
Agar jempol tidak terlalu sakit saat menarik maka setiap tali busur ada bagian pengaman untuk jempol yang disebut sebagai plaster, yaitu gumpalan pada tali busur untuk kenyamanan jari.
Saat memegang busur, Ris meminta anak-anak untuk tidak mengarahkan ke depan muka karena berbahaya. “Nanti jika gagal bisa jadi muka terkena oleh anak panah bagian belakang. Oleh karena itu arahkan busur di samping pipi kanan,” imbuhnya.
“Saat menarik busur, tarik bahu atas lurus sejajar dengan pundak, tarik tali busurnya ke belakang bersamaan lengan kanan (yang memegang busur) mendorong ke depan,” katanya.
Dinar Izzah Syevila, ssiswa kelas V Ibu Sina merasakan bagaimana beratnya menarik tali busur.
“Lumayan berat nariknya,” katanya.
Praktik Memanah
Setelah paham cara penggunaan busur, anak-anak diajak ke tempat papan sasaran atau bantalan target. Karena ini masih tingkat sekolah dasar maka jaraknya hanya 5 meter dari tempat mereka membidik target.
Mereka diminta untuk berbaris dan antre untuk dapat membidik. Di tempat tersebut juga disediakan anak panah yang siap untuk dilepas. Karena ada empat busur yang disediakan maka ada empat bari siswa yang antre untuk mencoba membidik dan melepaskan anak panah ke target.
Salim Said lalu menjelaskan bagaimana mengambil dan meletakkan anak panah. “Pertama arahkan busur ke bawah, ambil anak panah dan letakkan pada nock locator (tempat khusus di tali busur untuk memudahkan peletakan anak panah),” ujarnya sambil memperagakan depan anak-anak.
Setelah itu Salim mengarahkan busurnya ke sasaran dan meminta anak-anak untuk meletakkan anak panah di bagian kanan busur agar mudah dalam membidik.
“Tarik tali busur dan dorong busurnya, arahkan pada target dan lepaskan,” instruksinya. Di momen ini anak-anak ada yang berhasil namun ada sebagian yang anak panahnya tidak melesat.
Dengan penuh kesabaran kedua coach mendampingi siswa-siswi yang mencoba untuk mengarahkan anak panah pada target.
“Tujuannya belajar untuk bisa melesatkan anak panahnya terlebih dahulu untuk mencapai target butuh banyak latihan lagi,” ujar Salim.
Resgianto mengatakan, setelah panahan anak-anak akan termotivasi untuk melanjutkan ke ekstra berkuda. “Harapannya seperti itu sehingga melahirkan generasi tangguh kuat dan mengaplikasikan secara langsung olahraga yang dilakukan oleh Rasulullah,” katanya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni