Cerita di Balik Sukses Atlet SMP Musapro Juara Tapak Suci; Liputan Meriza S. Febriyanti, kontributor PWMU.CO Kota Probolinggo.
PWMU.CO -Tiga atlet SMP Muhammadiyah 1 Probolinggo (SMP Musapro) Jawa Timur, merebut penghargaan di Jatim Open Tapak Suci 2022 yang diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah II Tapak Suci Jawa Timur 2022 di GOR Internasional Futsal Universitas Negeri Surabaya, Selasa-Jumat (6-9/9/22).
Mereka adalah pertama, Inayatul Karimah, juara III di Kelas A Kategori Tanding Remaja Putri melawan atlet Tapak Suci Cabang 38 Suterejo. Kedua, Friga Alvian Dika R., juara II di kelas A Kategori Tanding Remaja Putra melawan Pimda Trenggalek. Ketiga, Fahrezy Nur R., juara II di Kelas F Kategori Tanding Pra Remaja melawan Pimda Sampang Madura.
Pelatih Kepala Tapak Suci SMP Musapro, Suyono mengaku bangga pada ketiga anak didiknya yang berhasil meraih gelar tersebut. Dia tak menyangka bisa meraih penghargaan di tingkat Jawa Timur.
“Saya bangga sekaligus terharu anak-anak bisa sampai di titik ini: juara Tapak Suci tingkat Jawa Timur. Alhamdulillah ketiganya juara,” ujarnya haru.
Laki-laki kelahiran Probolinggo, 5 Oktober 1984 tersebut mengatakan mengetahui informasi even bergengsi ini dari Pimwil II Tapak Suci yang mengirimkan proposal kepada seluruh Pimda (Pimpinan Daerah) dan AUM (amal usaha Muhammadiyah) di Jawa Timur.
Merasa tertarik, Yono—sapaan akrabnya—langsung memilih putra-putri terbaik untuk dilatih agar bisa bertanding pada turnamen ini,
“Kita mempersiapkan tiga atlet yang akan mewakili sekolah sekaligus menjadi bagian dari kontingen Pimda Tapak Suci 072 Kota Probolinggo,” ujar alumnus Universitas Muhammadiyah Sidoarjo tersebut.
Hal ini tentu mendapat dukungan penuh dari Kepala SMP Musapro Ahmad Qori’ Ulul Albab. Akhirnya Mereka yang terpilih adalah Inayatul Karimah (siswi kelas IX Abdurrahman Bin Auf), Friga Alvdian Dika R. (siswa kelas VIII Sa’ad Bin Waqqash), dan Fahrezy Nur R. (siswa kelas VIII Utsman bin Affan).
Cerita para Juara
Ketiga atlet ini memiliki waktu latihan yang berbeda-beda. Menurut Inayah, dia berlatih beberapa pekan sebelum mengikuti even yang diikuti sekitar 1000 peserta dari berbagai perguruan Tapak Suci se-Jawa Timur itu digelar.
“Kalau saya sih sepekan sekali. Entahlah kalau Friga dan Fahrezy,” ungkapnya. Dia mengaku sering berlatih di luar daripada di sekolah, biasanya dia berlatih di SMK A. Yani dan dilatih oleh pelatih dari luar juga.
Namun ketika mendekati hari pertandingan, dia banyak melakukan latihan di sekolah bersama Friga dan Fahrezy serta pelatihnya Suyono selama hampir dua pekan.
Sementara Friga, remaja berusia 15 tahun tersebut, mengatakan menghadapi lawan dalam pertandingan tidaklah mudah. Bahkan dia sempat mengalami cidera.
“Waktu itu sempet cidera bagian tangan dan kaki, tapi langsung ditangani sama pihak medis di sana,” ungkapnya.
Meski begitu dia tidak kapok untuk kembali mengikuti pertandingan ini jika sewaktu-waktu akan diadakan lagi. “Saya merasa senang sekaligus gugup, namun juga senang dan pengenlagi karena seru.” ujarnya.
Adapun Fahrezy, dia mengungkapkan pengalamannya selama bertanding. “Bagian sini (lengan atas) kena sambaran, tapi tidak sampai cidera. Tapi saya tetap pengen ikut lagi karena seru,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni