Bakar Jaket Almamater, Sindiran untuk Jokowi oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan.
PWMU.CO– Mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) membuat kejutan di tengah aksi memprotes kebijakan pemerintah yang menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Mereka membuka jaket almamater lalu membakarnya.
Wujud kekecewaan kepada alumni UGM yang kini duduk di pemerintahan tapi membuat kebijakan yang sengsarakan rakyat.
Ini adalah protes keras. Membuat merinding para lulusan perguruan tinggi. Para mahasiswa yang dididik peduli pada kehidupan masyarakat melihat perilaku alumni di pemerintahan yang bebal pada persoalan rakyat. Diam dan menikmati. Menjadi bagian dari rezim pengambil kebijakan yang menindas rakyat.
Mahasiswa malu atas karakter memalukan para senior yang menjadi pejabat. Bakar jaket almamater UGM bukan mustahil akan diikuti oleh mahasiswa perguruan tinggi lainnya. BBM, Omnibus Law, IKN atau lainnya tentu melibatkan pemikiran dan dukungan alumni dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta. Kebijakan konyol yang diabdikan untuk semata kepentingan diri dan oligarki.
Bakar jaket almamater saat protes naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) cukup menohok. Walaupun Wakil Rektor UGM menilai hal ini tidak relevan. Mahasiswa tegas menyatakan aksi ini lebih khusus diarahkan kepada Presiden Jokowi yang alumnus UGM Fakultas Kehutanan. Juga alumni UGM lainnya seperti Mensesneg Pratikno, Menlu Retno Marsudi, Seskab Pramono Anung dan enam menteri lainnya.
Pembakaran jaket almamater dirasakan sebagai membakar kursi- kursi jabatan yang diduduki oleh para alumni. Khususnya Joko Widodo dan Mensesneg Pratikno. Mungkin keduanya dianggap bertanggungjawab atas kenaikan harga BBM yang mencekik rakyat pasca pandemi. Mahasiswa berteriak bahwa UGM adalah kampus rakyat.
Jaket almamater berfungsi sebagai tanda pengenal, pembeda, payung hukum, simbol kebanggaan dan tanggung jawab. Pembakaran jaket almamater meski simbolis semata, bukan menanggalkan aspek positif dari almamater. Ini adalah kritik sosial yang tajam dari mahasiswa kritis dan inovatif. Keras dan menggebrak.
Mahasiswa UGM terbilang kritis. Sebelum BEM UI memberi gelar Jokowi sebagai The King of Lip Service, terlebih dulu mahasiswa UGM memberi gelar pada Jokowi sebagai Presiden Orde (Paling) Baru pada tanggal 21 Juni 2O21 saat Jokowi berulang tahun. Poster Jokowi memegang kue ulang tahun dibawahnya tertulis Presiden Orde (Paling) Baru.
Setelah gelar The King of Lip Service disematkan oleh BEM UI segera Aliansi Mahasiswa UGM dengan akun @UGMBergerak memberi gelar kepada Jokowi sebagai Juara Umum Lomba Ketidaksesuaian Omongan dengan Kenyataan.
Aliansi Mahasiswa UGM menegaskan :
Berani, Kritis, dan Bergerak untuk menentang segala bentuk pembungkaman kebebasan akademik di dalam kampus terlebih lagi selama era @Jokowi yang juga alumni @UGMYogyakarta telah menunjukkan adanya tekanan dan pengawasan terhadap aktivitas mahasiswa selama ini. Bersatulah !
Kini mahasiswa membakar jaket almamater, melepas keterikatan sesama almamater untuk melawan kezaliman yang memeras rakyat melalui berbagai kebijakan termasuk kenaikan harga BBM.
Bandung, 17 September 2022
Editor Sugeng Purwanto