Ismuba Smamsa Bentuk Tim Khusyu Pantau Shalat Berjamaah, liputan kontributor PWMU.CO Surabaya Nashiiruddin
PWMU.CO – SMA Muhammadiyah 1 Surabaya (Smamsa) membentuk tim khusyu yang terdiri dari 10 siswa. Tiap hari mereka bertugas mengawasi dan mengingatkan 442 siswa saat shalat berjamaah, Kamis (15/9/22).
Wakil Kepala Sekolah Ismuba Smamsa Abdul Rozak MPdI mengatakan tim khusyu yang juga ikatan pelajar Muhammadiyah (IPM) bidang kajian dakwah islam (KDI) ini sudah berjalan pada tahun pelajaran baru ini.
“Setiap harinya tim khusyu dibagi tugas dan akan diberikan giliran piket,” ujarnya saat dihubungi PWMU.CO.
Dia memaparkan petugas yang piket menggunakan rompi hitam yang pada belakang punggungnya ada tulisan tim khusyu. Selanjutnya siswa diarahkan hingga menuju masjid untuk shalat berjamaah.
Hal ini, lanjutnya, diharapkan siswa Smamsa ketika diingatkan sesama teman sebayanya akan sedikit berbeda. Ini memang sangat berpengaruh untuk menanamkan rasa kepeduliannya.
Memberikan Bimbingan
Abdul Rozak menjelaskan tim Ismuba berusaha menjalankan amanah dalam menggerakkan seluruh bidang keislaman dalam rangkah untuk memberikan bimbingan kepada siswa yang berkaitan dengan masalah ibadah siswa.
“Anak-anak IPM dari seksi KDI kami ajak untuk terlibat diri dalam rangkah untuk menertibkan kegiatan shalat fardhu agar anak-anak kami yang pertama bisa memiliki jiwa kepemimpinan pada tiap individunya,” katanya.
Kedua, sambungnga, diharapkan juga ikut bersama menertibkan tanggung jawab sebagai pelajar dalam rangkah untuk melaksanakan shalat berjamaah sehingga nanti kelak di kemudian hari dia bisa menjadi orang yang mampu memobilisasi baik itu terkait adanya aktivitas di kantor atau masa-masa tertentu.
“Ini merupakan pengalaman teknik di dalam mengatur atau menjadi pengarah tentang berkaitan kepemimpinan. Untuk sementara ini kita mengajak variabel bagian shalat sehingga ada tim khusyu yang sudah kami bagi. Untuk perempuan ada 5 anak sedangkan laki-laki ada 5 anak.”
Dia menegaskan tujuan utama adalah bersama-sama ikut menertibkan dalam rangka perjalanan akan melaksanakan shalat fardhu.
Tanggung Jawab Tim
Abdul Rozak menyampaikan tim ini baru berjalan kurang lebih sejak tahun pelajaran baru. Sebenarnya rencana kami ini sudah lama karena adanya pandemi covid19 sehingga belum bisa terealisasi.
“Kami berikan tanggung jawab tim khusyu ini dengan rompi khusus sebagai salah satu tanda bahwa anak-anak kami itu terlibat dalam kegiatan shalat dan tentunya setiap hari ada jadwal sepuluh anak dan seterusnya.”
Sementara ini, sambungnya, kami libatkan anak-anak sebagai tim khusyu ini memiliki tugas menertibkan shalat kemudian menggiring teman-temannya dari kelas hingga masuk ke masjid, sampai ada rekapitulasi absen untuk anak-anak yang melaksanakan shalat.
Jika nanti dalam rekapitulasi absen itu terhadap anak-anak yang tidak absen, maka kami akan berikan tindakan khusus sehingga bisa menjadi tertib. Kami juga melibatkan guru BK yang fungsinya mengontrol anak-anak putri yang berhalangan dalam setiap bulannya rutinitasnya berapa hari ini untuk meminimalisir adanya anak-anak yang tidak melaksanakan shalat.
“Sehingga kalau tidak shalat itu karena apa dan kalau halangan itu harus bagaimana sementara ini bimbingan kita masuk terhadap dalam kategori melihat waktunya. Berapa hari kalau memang anggap saja sudah melebihi dari 7 hari, maka berarti perlu ada penanganan khusus ketika dia tidak mengisi apa presensi halangan dia tidak menjalankan shalat.” (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.