Uji Adrenalin, Guru Karyawan SD Mugeb River Tubing di Jempinang, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Kaiisnawati
PWMU.CO – Guru dan karyawan SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik (SD Mugeb) menggelar uji nyali River Tubing di Jempinang Adventure Wisata alam yang terletak di Dusun Manggihan Desa Sumberrejo Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan, Sabtu (11/9/22).
Sungai Jempinang sepanjang 3 kilometer menjadi lintasan dari tubing river 55 guru dan karyawan. Kepala SD Mugeb M Nor Qomari SSi mengatakan kegiatan ini sebagai upaya sekolah dalam menguatkan karakter guru dan karyawan.
“Tujuan utamanya adalah membangun tim yang kompak, memiliki kerjasama yang bagus, dan leadership,” ujarnya.
Kegiatan outbound ini, lanjutnya, sebagai upaya agar semakin kompak. Kita nikmati. Kita bahagia sampai sore atau malam. Kita niati dengan begitu kita semakin kompak semakin semangat. Yang sakit tambah sembuh. Yang bahagia kembali harus lebih bahagia.
“Mari, kita berpositif thinking dan saling komunikasi dan berbahagia,” ajaknya.
Mengenakan Perlengkapan
Peserta mengenakan perlengkapan seperti pelampung, helm dan ban karet. Pemandu outbound Thomas Anang Julianto menjelaskan, pelampung harus dipakai dengan baik. ”Harus sampai klik jangan longgar. Pelampung ini bisa menahan beban jadi jangan khawatir tenggelam,” ujarnya.
Dia mengungkapkan helm sebagai pelindung kepala juga dipakai dengan baik juga. Selain pelindung saat terjadi benturan juga melindungi kepala dari ranting-ranting pohon yang menjulang sepanjang perjalanan nanti.
“Jadi, setiap peserta kakinya harus di kempit oleh orang di depannya. Dimasukkan ke lengan tangan kanan dan kiri lalu dikempit,” terangnya.
Rafting ini rekreasi yang penuh tantangan. Sebagian besar belum pernah mengikuti. Setiap orang dapat satu ban karet. Mereka semua berjalan sepanjang 2 km menuju sungai, melewati jalanan berliku yang sempit.
Setiap tim ada pemandu dari depan dan dari belakang untuk menyusuri arus deras sungai. Setiap orang menaiki bannya masing-masing. Supaya dapat melindungi tubuh dari sisi kanan dan kiri. Ban karet tersebut dilengkapi webing atau tali khusus outdor di bagian bawahnya. Tali temali ini berfungsi menjaga bagian pantat saat melewati jeram yang ada batu di bawahnya.
Begitu ban karet melaju awalnya tenang saja. Lama kelamaan setelah arus mulai deras, ban melaju kencang. Ada yang menabrak batu. Peserta mulai berteriak. Apalagi saat ban karet terjun ke jeram-jeram sepanjang sungai dengan aliran deras. Semua peserta mengencangkan eratannya. Teriakan ketakutan serempak menggema. Setelah melewati arus tenang, mereka bisa bernyanyi, tertawa dan berteriak.
Tak lama kemudian ketegangan muncul lagi karena di depan ada arus deras yang harus dilewati. “Kempiiiitttt….. !!!, Komando pemandu agar mengencangkan pegangan kaki dan tangan. Peserta langsung mengeratkan pegangannya. Kembali peserta berteriak-teriak.
Selesai rafting, Kemudian peserta berjalan lagi menyusuri jalan sempit kemudian diangkut mobil pickup menuju lokasi awal untu menikmati sajian makan siang yang sudah disediakan.
Tersangkut Batu
Kegiatan outbound ini banyak memberikan kesan. Wali kelas II Edelweis, Romlah SPd. Dia mengaku sangat senang dengan kegiatan ini. Selain silaturrahim, juga rekreasi merasakan senang bersama.
“Alhamdulillah senang. Selama 22 tahun di SD Mugeb baru pertama kalinya ini diajak rafting. Ada perasaan takut juga. Menantang sekali,” ujarnya.
Hal yang sama pun dialami Nila Rasyidah SPd. Wali kelas V Asia ini mengatakan senang dan penasaran dengan rasanya rafting itu bagaimana. “Sering melihat di media sosial jadi penasaran bagaimana rasanya, tapi akhirnya keturutan. Meskipun pertama kalinya, aku nggak takut. Takutnya ketika nabrak batu atau apa gitu,” katanya.
Demikian pula dengan Raffa Wardhani SPd. Dia mengaku tidak mengalami ketakutan meskipun saat pelaksaan kelompoknya terputus karena tersangkut dengan batu. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.