Kenyamanan Lingkungan Sekolah Bukan Hanya untuk Lomba; Liputan Indah Purnama Sari, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 6 Sekapuk (Mimsix), Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, mengikuti Lomba Lingkungan Sekolah Muhammadiyah Sehat (LLSMS), Selasa (20/9/2022).
LLSMS diselenggrakan Majelis Dikdasmen berkolaborasi dengan Majelis Linkungan Hidup Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik.
Pukul 8.30 pagi, juri LLSMS disambut dengan ramah oleh Kepala Mimsix Mohammad Wasil SPdI yang didampingi oleh Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ujungpangkah Drs Wahid Mustofa dan beberapa guru.
Muhammad Wasil berharap kedatangan juri LLSMS, selain untuk menilai lingkungan sehat Mimsix, juga bisa berbagi ilmu dan pengalaman. “Kami menerima masukan apapun, sehingga kami bisa sedikit berbenah,” ujarnya
Menurutnya, kegiatan LLSMS ini bisa menjadi media bagi sekolah untuk berbenah menjadi lebih baik.
“Adanya lomba ini bisa menjadi media untuk menjadikan madrasah semakin berbenah. Jadi ketika kita mengikuti lomba lingkungan sehat ini maka kita dibuktikan dengan mempersiapkan dari sisi unsur sehat, unsur kegiatan belajar mengajar (KBM), dan unsur inovatif,” ujarnya.
Karakter Lingkungan Sehat
Anggota Majelis Dikdasmen PDM Gresik yang sekaligus juri LLSMS Drs Mohammad Nurfatoni, mengatakan, kedatangan tim ini bukan sekadar menjadi juri, namun ada tujuan lain yang lebih penting.
“Kita ke sini bukan hanya dalam rangka juri LLSMS, tetapi karena kita ingin mengunjungi semua 79 sekolah Muhammadiyah di Gresik,” ungkapnya.
“Selain silaturahmi, tujuan lainnya adalah sharing ya. Maka kita ngobrol apa keunggulan sekolah ini, apa kekurangannya kita diskusikan,” tambahnya.
Menurutnya, tujuan diadakannya LLSMS ini adalah untuk membangun karakter sekolah Muhammadiyah.
“Hubungannya dengan LLSMS, kita membayangkan sekolah Muhammadiyah itu mempunyai karakter yang sama tentang kebersihan, kenyamanan, kerapian, dan keramahan. Jadi di manapun di Gresik ini kalau kita masuk sekolah Muhammadiyah sudah disambut dengan senyum. Siapapun tamunya itu disambut dengan ramah, kemudian halamannya sudah ditata bersih, asri, dan hijau,” harap Pemimpin Redaksi PWMU.CO itu.
Menurutnya, karakter sekolah Muhammadiyah harus sesuai dengan nilai-nilai Islam. “Karakter sekolah Muhammadiyah itu lingkungannya sehat, nyaman, rapi. Itu yang seharusnya kita gerakkan, sesuai dengan nilai-nilai dalam Islam,” pesannya.
“Jadi sekolah nyaman, bersih, rapi, hijau, itu tidak hanya untuk lomba, tetapi karakter sekolah Muhammadiyah yang harus kita jaga seumur hidup,” tambahnya.
Adiwiyata Bukan karena Proyek
R Achmad Djazuli SPMMA, anggota Majelis Lingkungan Hidup PDM Gresik yang menjadi juri LLSMS di Mimsix, berpesan kepada kepala sekolah dan para guru untuk sama-sama memperjuangkan alam melalui sekolah.
“Saya menitip pesan kepada teman-teman, ayo bareng-bareng hijaukan bumi ini lewat sekolah. Jangan menunggu proyek, karena ini bukan hanya tugas kami sebagai pemerhati lingkungan, tapi kita manusia yang menempati bumi, wajib hukumnya,” ungkapnya.
Dia menegaskan, menanamkan program adiwiyata bukan hanya karena ada lomba. “Tapi harus masuk di program sekolah, supaya membangun kebiasaan siswa dan terbawa sampai keluar,” pesan Kepala Prodi Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Gresik itu.
Dalam kunjungan ini Djazuli terkejut karena di halaman sekolah ada empat resapan air yang cukup besa, berdiameter satu meter. “Bagus, ini sebagai tanggung jawab kita peda alam,” ujarnya.
Selaian sharing dan menjuri, tim juga masuk kelas-kelas untuk berinteraksi dengan siswa. Saat di masuk kelas V yang sedang belajar bahasa Arab dengan guru Suyati SPd, Mohammad Nurfatoni menanyakan beberapa nama benda yang ada di kelas.
“Ma hada (apa ini),” tanyanya sambil memegang meja. Para siswa pun menjawab, “Hada maktabun (ini meja).” Dia juga bertanya, “Ma tilka (apa itu),” sambil menunjuk papan tulis. “Tilka sabburatun (itu papan tulis).
Dia menjelaskan, mengapa memakai kata tilka bukan dzalika (artinya sama-sama itu), karena sabburatun adalah muannas, kata yang menunjukkan jenis perempuan yang ditandai dangan tak marbuta di akhir kata. (*)