Mengusir Tikus dengan Bau Menyengat; Begini Cara Membuat Bahannya; Liputan Achmad Zaidun, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Dalam memberantas hama tikus yang pertama harus dilakukan adalah dengan memberi makan dulu. Jangan langsung menggunakan racun.
Karena dengan menggunakan umpan tanpa racun terlebih dahulu itu, nantinya kita dapat mengetahui kalau di tempat tersebut ada sarang tikus atau tidak.
Untuk mengusir tikus pada sawah yang sudah tumbuh tanaman padi ada cara baru yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan ferinsa berupa pupuk.
Hal ini disampaikan oleh Sodikin SP, Petugas Pengendali Organisme Penganggu Tanaman (POPT), dalam Sosialisasi Pengendalian Hama yang merupakan program kerja utama mahasiswa KKN Tematik 20 Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), pada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Bala Desa Klampok Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Jumat (23/9/22) lalu.
Kalau umpan tersebut dimakan, Sodikin menambahkan, berarti di tempat tersebut ada sarang tikus. Kalau sudah dapat makan maka tikus tidak jera. Ia akan datang lagi.
“Maka untuk umpan yang ketiga baru kita kasih racun,” kata penyuluh dari Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur yang bertugas di Kabupaten Gresik ini menambahkan.
“Mengusir tikus dengan memberikan Ferinsa merupakan inovasi baru dari dinas pertanian. Yang baru dicobakan di tahun 2021 di Kecamatan Bungah dan berhasil. Balai Penyuluh Pertanaian (BPP) Bungah penemu inovasi ini. Untuk di Kecamatan Benjeng ini yang pertama. Baru kali ini pengendalian hama tanpa bahan kimia,” urainya lagi.
“Di samping dapat mengusir tikus ferinsa dapat juga menyuburkan tanah dan tanaman padi. Karena dalam ferinsa ada prebiotik yang mengandung mikroba sehingga tanah atau tanaman yang diberi ferinsa akan menjadi subur,” urai Sodikin.
Untuk pemakian ferinsa cukup disiramkan pada daerah yang tumbuh padi. “Baunya sangat kuat sehingga kalau ada tikus yang sampai mencium bau tersebut maka ia akan berusaha lari menjauh dari bau tersebut,” ungkap Sodikin.
Karena setelah diujikan berhasil mengusir tikus maka banyak permintaan. Karena banyak permintaan maka ferinsa sekarang telah diprodusi secara rutin. “Dan cara pembuatan Ferinsa ini mudah. Tidak sulit,” kata Sodikin, meyakinkan peserta.
Usai menerangkan hal itu, Sodikin langsung mempraktikkan cara pembuatan derinsa. Sambil menenteng timba besar ia memasukkan bahan-bahannya untuk pembuatan ferinsa 100 liter.
Bahan-bahannya adalah sebagai berikut:
- Air kencing sapi 100 liter
- Susu cair 5 liter
- Tetes tebu 5 liter
- Terasi 2 kg
- Kunir 2 kg
- Jahe 2 kg
- Laos 2 kg
- Temulawak 2 kg
- Kencur 2kg
- Probiotik (mikroba) 1 liter
Bahan no 5-9 diselep halus. Setelah semua bahan dicampur menjadi satu wadah atau timba tempat pembuatan ferinsa ditutup rapat. Kemudian didiamkan (proses fermentasi) selama 14-21 hari. Baru setelah itu, ferinsa sudah bisa digunakan.
Setelah dilakukan praktik pembuatan ferinsa dibuka sesi tanya jawab. Dalam sesi ini ada seorang peserta yang bertanya berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk pembuatan ferinsa.
Ternyata biaya pembuatannya tidak mahal bila dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh. “Kira-kira menghabiskan Rp 200 ribu untuk pembuatan ferinsa 20 liter.Tidak mahal ‘kan Pak,” jawab Sodikin. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni