PWMU.CO – Beberapa hari yang lalu tepatnya pada tanggal 24-26 Februari 2017, Muhammadiyah telah melaksanakan salah satu agenda nasionalnya, yaitu Tanwir Muhammadiyah. Tanwir merupakan agenda Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang posisinya berada satu tingkat di bawah Muktamar. Agenda yang dilaksanakan minimal tiga kali dalam satu periode ini biasanya membahas terkait progress report pasca Muktamar dan pembahasan isu-isu kontemporer yang nantinya menjadi lahan garapan Muhammadiyah pada muktamar berikutnya.
Pada pemilihan lokasi tanwir pertama di Periode 2015-2020 ini, Muhammadiyah lebih bergeser ke Indonesia bagian timur atau tepatnya di Kota Ambon, Maluku. Setelah kemarin memilih Indonesia bagian tengah atau tepatnya di Kota Makassar sebagai lokasi Muktamar. Pemilihan Kota Ambon sebagai tuan rumah tentunya memiliki maksud dan tujuan tersendiri. Bagi Haedar Nashir selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah, salah satu pertimbangan memilih Kota Ambon sebagai lokasi Tanwir adalah bentuk dari perhatian dakwah Muhammadiyah terhadap Indonesia bagian Timur.
(Baca: Begini Tanggapan Pemerintah Usai Didukung Pemuda Muhammadiyah dalam Melawan Arogansi PT Freeport dan Lupakan Freeport karena Masih Banyak Perusahaan Energi yang Sahamnya Layak Dibeli Muhammadiyah)
Selain tempat, pemilihan tema pada tanwir kali ini juga tidak kalah menarik. Dengan mengusung tema “Kedaulatan dan Keadilan Sosial untuk Indonesia Berkemajuan”, Tanwir Muhammadiyah kali ini tentunya mengharapkan adanya resolusi sosial yang berdaulat dan adil untuk masyarakat Indonesia yang lebih maju. Tema ini semakin seksi tatkala kemunculannya bertetapatan dengan mencuatnya permasalahan PT Freeport Indonesia (PT FI) yang kehadirannya selama lima puluh tahun dinilai tidak memberikan kemajuan dan kedaulan sosial yang berarti bagi Indonesia, khususnya masyarakat Papua.
Selanjutnya Baca Halaman 2