PWMU.CO– Es lumut, pentol kejujuran, sate lok-lok menjadi nama makanan unik yang ditawarkan dalam Market Day bertempat di halaman MI Muhammadiyah 1 Pare Kediri, Kamis (29/9/2022).
Market Day agenda Kegiatan Tengah Semester (KTS) 1 dimulai pukul 07.00 WIB. Anak-anak membawa uang saku maksimal Rp 20 ribu untuk jajan di tempat ini.
Pasar bertempat di dua halaman madrasah. Halaman barat untuk stan kelas III dan IV. Halaman timur untuk stand kelas V dan VI.
Anak-anak kelas I, II, dan anak-anak yang tidak berjualan sebagai pembeli dalam kegiatan ini. Bangku dikeluarkan untuk menyajikan makanan. Untuk menarik pembeli, aneka makanan yang dijual diberi nama-nama aneh. Ada es lumut, sate lok-lok, mi gacoan, pentol kejujuran yang bebas memilih dan uangnya dimasukkan di kotak.
Ada yang sampai kewalahan memberikan uang kembalian saking ramainya pembeli. Harga makanan dan minuman murah meriah. Siswa kelas VB Muhammad Iqbal Faiz berjualan maklor alias makaroni telor. Dikemas mini dengan harga Rp 2.000.
”Saya senang ikut Market Day bisa menjual maklor hanya waktu lima menit langsung habis. Saya mendapatkan uang. Antusias teman-teman bagus,” katanya penuh semangat dan wajah gembira.
Kepala MIM 1 Pare Eri Nurokhim SP SPd MKes ikut meninjau dari satu stan ke stan yang lain. Dia bangga melihat antusias para siswanya meramaikan acara ini.
”Market Day selalu menjadi event yang ditunggu anak-anak. Berbagai jenis makanan sehat buatan ayah dan bunda. Nilai-nilai karakter untuk siswa berupa belajar berwiraswasta dalam proses jual-beli, kejujuran, berhati-hati dalam membawa uang, penekanan makan dengan duduk, serta membuang sampah pada tempatnya,” tuturnya.
Wali murid Diana Sauqia Annida Suhudi kelas III A senang ada Market Day yang diadakan oleh MIM 1 Pare. Menurut dia, banyak positifnya untuk mengajarkan anak-anak untuk bermuamalah sejak dini.
Siti Khoirul Bariyah, wali kelas VD, mengatakan, kegiatan rutin tahunan KTS berupa Market Day ini prinsipnya dari anak-anak dan kembali kepada anak-anak lagi. ”Ibu-ibu dan anaknya bekerja sama menyiapkan makanan yang dijual. Anak-anak berlatih berdagang,” tuturnya.
”Orangtua murid ternyata bakat memasak. Acara ini bisa jadi agenda tahunan. Wali murid dapat saling kenal, dan membangun jiwa anak untuk produktif,” ujarnya.
Penulis Rofi’ Zuliana Editor Sugeng Purwanto