PWMU.CO – Dalam kunjungan ke Indonesia, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh Islam di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, (2/3). Dalam pertemuan yang dipimpin Presiden Joko Widodo itu, hanya 3 tokoh yang berkesempatan menyampaikan pandangannya ke Raja Salman.
Salah satunya adalah Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof Yunahar Ilyas, selain DR (HC) Ma’ruf Amin dan Muhammad Luthfi bin Yahya.
“Mewakili ormas-ormas dan lembaga-lembaga Islam yang jumlahnya mencapai 100 juta, saya mengucapkan selamat datang kepada Raja Salman di Indonesia, negeri Islam dengan jumlah penduduk mayoritas Muslim,” cerita Yunahar kepada PWMU.CO, (4/3).
(Baca juga: Hoax: Kerajaan Saudi Beri Gelar Amirul Kazzab pada Jokowi. Inilah 5 Kejanggalannya)
Selain ucapan selamat datang, Yunahar juga menyampaikan beberapa usulan terkait hubungan Kerajaan Arab Saudi dengan ormas-ormas Indonesia. “Izinkan saya menyampaikan 3 usulan tentang kerja sama Kerajaan Arab Saudi dan ormas-ormas Islam,” begitu Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu mengawali usulnya.
“Pertama, mempererat hubungan Kerajaan Arab Saudi dengan ormas-ormas Islam dalam dakwah islamiyah sesuai dengan pemahaman al-Qur’an dan al-Hadits. Dakwah Islam yang moderat, berkemajuan, dan rahmatan lil’alamiin,” cerita Yunahar kepada media resmi Muhammadiyah Jawa Timur ini.
Artinya, kata Yunahar, peningkatan kerja sama Kerajaan Arab Saudi dengan Indonesia bukan hanya dalam bentuk Government to Government, bukan antar negara. Tapi juga antar pemerintah dan masyarakat sipil, yang dalam hal ini adalah Kerajaan Arab Saudi dengan ormas Islam di Indonesia.
(Baca juga: Inilah Surat-Surat Cinta untuk Raja Salman dari Siswa SD Muhammadiyah 4 Surabaya)
Usulan yang kedua terkait dengan peningkatan kerja sama dalam bidang ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan riset. “Dalam bidang pendidikan ini misalnya Kerajaan Arab Saudi memperbanyak pendirian kampus-kampus berbahasa Arab dan studi Islam,” jelas Yunahar.
“Saya juga mengusulkan agar beasiswa mahasiswa Indonesia untuk belajar Kerajaan Arab Saudi lebih diperbanyak lagi,” tambah Guru Besar Ilmu Al-Quran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini. Tentu saja, semuanya itu juga dibarengi dengan peningkatan kerja sama dalam pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, dan riset.
(Baca juga: Puisi-Puisi KH M Dawam Sholeh untuk Raja Salman)
Adapun usulan yang ketiga, tambah alumnus Universitas Islam Imam Muhammad Ibnu Su’ud, Riyadh, Saudi ini, lebih pada sikap dukungan ormas Islam terkait kerja sama pemerintahan Arab Saudi dengan pemerintahan Indonesia.
“Kami mendukung hubungan dua negara, Indonesia dan Arab Saudi lebih kuat dalam mempromosikan Islam yang damai dan perdamaian dunia,” jelas Yunahar.
Tidak banyak yang mengetahui, sesungguhnya Kerajaan Arab Saudi merupakan salah satu inisiator dialog antaragama dan peradaban tingkat dunia.
(Baca juga: Di Depan Raja Salman, Yunahar Perkenalkan sebagai “Anak-Anak Raja Salman”)
Nama lembaganya adalah King Abdullah bin Abdulaziz International Center for Interreligious and Intercultural Dialogue, yang lebih familiar disebut KAICIID, dan berpusat di Wina, Austria.
KAICIID ini sendiri didirikan oleh empat pemerintahan. Yaitu, Pemerintah Saudi Arabia sebagai penyandang dana utama, kemudian didukung Pemerintah Republik Austria, Kerajaan Spanyol dan Tahta Suci Vatikan. (lazuardy arkoun abqaraya)