Ingatkan bahaya komunisme, MTs Muda Kedungadem gelar nonton bareng film G30S/PKI; Liputan Kontributor PWMU.CO Samsul Arifin.
PWMU.CO – Mendidik generasi bangsa yang mempunyai sikap nasionalisme dan cinta tanah air, MTs Muhammadiyah 2 (Muda) Kedungadem, Bojonegoro, Jawa Timur, menggelar nobar film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI). Selain nobar, kegiatan yang berlangsung di aula itu juga diisi dengan meringkas isi film, Kamis (29/9/22).
Acara nobar ini diikuti seluruh siswa MTs Muda Kedungadem, berlangsung selama tiga sesi, yaitu tanggal 29, 30 September dan 1 Oktober 2022. Sesi pertama hingga ketiga nobar berturut-turut dari kelas VII, VIII, dan IX.
Kepala MTs Muda Kedungadem Moch Choirul Anam SPd MAP, menjelaskan tujuan dari acara nobar ini, yakni agar para peserta didik memahami sejarah terkait bahaya komunisme. “Selain itu, guru sejarah juga mendampingi untuk memberikan pengarahan dan memberikan beberapa penjelasan tentang PKI,” ungkapnya.
Dia lalu melanjutkan, jika nobar film G30S/PKI ini merupakan kegiatan yang rutin tiap tahun. “Agar para peserta didik memahami sejarah terkait bahaya komunisme. Juga ada penjelasan lebih detail terkait peristiwa G30S/PKI dari guru sejarah,” paparnya.
Terharu saat Nobar
Dalam proses meringkas isi film, salah satu seorang siswa kelas VII-A Galuh Nawang Pitaloka membacakan hasil resume-nya. “Film ini namanya pengkhianatan peristiwa G30S/PKI. Pada film ini menceritakan tentang penculikan enam jenderal dan satu orang perwira,” ujarnya.
Para jenderal, lanjut dia, dibunuh dan dimasukkan ke lubang buaya. “Sebenarnya ada target sebanyak tujuh Jenderal, namun satu jenderal yang selamat yaitu AH Nasution, yang nyaris menjadi korban G30S/PKI dan masuk dalam daftar penculikan. AH Nasution berhasil lolos,” urainya.
Nawang, sapaan akrabnya, juga menceritkan ulang kejadian, yang membuat hatinya sedih dan terharu. Di film pengkhianatan G30S/PKI, tersebut ada yang tertembak tentara Cakrabirawa.
Dia merasa sedih dan terharu ketika melihat Ade Irma Suryani sedang digendong Ibunda Johanna Nasution. Ketika tentara pasukan Cakrabirawa menyerbu rumahnya dan melepaskan rentetan tembakan. Ade dipegang oleh ibunya, dan masih tertidur tenang.
Dia lalu dipindahkan ke tangan adik iparnya karena berusaha melindungi AH Nasution. Sayangnya, adik AH Nasution ini membuka pintu kamar. Rentetan tembakan yang dilepaskan pasukan Cakrabirawa pun mengenai Ade Irma Suryani dan adik Nasution.
“Lalu, Johanna mengambil alih menggendong tubuh Ade Irma yang bersimbah darah sambil mengantar AH Nasution untuk menyelamatkan diri melalui pintu belakang,” tuturnya. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.