PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak dalam acara bertajuk ‘Penguatan Wawasan dan Militansi ber-Muhammadiyah’ menyampaikan, salah satu faktor yang mampu melemahkan ideologi adalah sikap egoisme dan mobilitas perjuangan diri yang berlebihan.
Secara gamblang Dahnil menjelaskan tentang beberapa komitmen ber-Muhammadiyah. Salah satu yang utama dan harusnya dijadikan pegangan oleh kader menurut Dahnil adalah bagaimana kader bisa mengikat diri pada paham agama dan perjuangan Muhammadiyah secara utuh.
(Berita terkait: Ideologi Adalah Motor untuk Wujudkan Muhammadiyah Berkemajuan)
”Memperkokoh sistem gerakan dan tidak ‘berpoligami ideologi’ itu yang utama dan perlu dilakukan,” jelasnya singkat di hadapan guru dan karyawan dari 4 sekolah Muhammadiyah di GKB, Gresik (SDM 1 GKB, SDM 2 GKB, SMPM 12 GKB, dan SMAM 10 GKB).
Pria kelahiran Aceh ini pun menambahkan, kunci yang lainnya untuk memperkokoh komitmen tersebut adalah senantiasa mengembangkan wawasan, dan menjadi pelaku gerakan yang amanah.
Lebih lanjut Dahnil menguraikan pentingnya revitalisasi ideologi ber-Muhammadiyah. Menurut Dahnil revitalisasi memiliki peran penting untuk menjadikan Muhammadiyah yang lebih kuat lagi.
”Salah satu revitalisasi itu misalnya adalah kembali mengefektifkan fungsi-fungsi kepemimpinan kolektif-kolegial secara reguler,” tegasnya dalam acara Penguatan Ideologi Muhammadiyah’ yang diadakan Majelis Dikdasmen PCM GKB, di SMA Muhammadiyah 10 GKB, Gresik, Sabtu (4/3).
Di akhir pemaparannya Dahnil mengungkapkan, sejatinya dakwah itu adalah keteladanan. Dan motor penggerak utama dalam memberikan keteladanan itu adalah guru. Karena itu Dahnil berpasan agar sedianya para guru mampu menjadi model, dan pada akhirnya mampu menjadikan peserta didik memiliki nilai dan karakter yang baik. ”Inilah nilai paling penting dan seharusnya bisa dijadikan semangat oleh guru-guru Muhammadiyah dalam menularkan energi positif,” pesan Dahnil. (icwan arif/aan)