Tertarik Kantin Kejujuran SD Muda JOS Dukun, Juri LLSMS Beli Dadar Gulung, Liputan Indah Safitri, kontributor Gresik.
PWMU.CO – Kamis (29/9/2022), SD Muhammadiyah 2 Dukun, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, mendapat kunjungan tim juri Lomba Lingkungan Sekolah Muhammadiyah Sehat (LLSMS).
Ada tiga juri yang hadir di sekolah yang berjulukan SD Muda JOS ini. Yakni: Mohammad Nurfatoni dan Mardilyatul Faizun dari Mejlis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik serta Misbah dari Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PDM Gresik.
Mereka disambut dengan yel-yel Semangat Hidup Bersih, Sehat, dan Berprestasi dalam Sekolah Penggerak oleh siswi kelas VI.
Lokasi pertama yang dikunjungi adalah Kantin Kejujuran. Diawali dengan dialog antara Fatoni—sapaan akrab Mohammad Nurfatoni—dengan Silvia, pengawas kantin dari Ikwam yang ikut menyambut juri saat itu, tentang pengelolaan dan barang-barang yang dijual.
“Ini harganya berapa?” kata Fatoni, tanyanya kepada Silvia, pengurus Ikwam yang ada di kantin itu. Kantin Kejujuran memang dikelola oleh Ikatan Wali Murid (Ikwam) SD Muda Jos.
“Silakan dilihat Pak, sudah ada bandrol harganya,” kata Silvia.
“Kalau saya mau beli gimana caranya?” kata Fatoni.
“Bapak tinggal ambil saja makanannya dan taruh uang di tempat yang disediakan. Kalau uangnya ada kembaliannya tinggal ambil sendiri saja Pak,” jawab Silvia.
“Kalau ambil kembaliannya kelebihan gimana?” lanjutnya.
“Berarti tidak jujur Pak. Jujur ada di diri kita. Kalau kita jujur pasti melakukan hal yang benar,” jawab Silvia yang disambut dengan geerrrr tim juri dan beberapa guru SD Muda JOS yang mengikutinya.
Fatoni pun langsung mengeluarkan uang dua ribu. “Ini saya mau beli dua jajan,” katanya sambil menaruh uang pada tempat yang disediakan. Dia mengambil satu dadar gulung dan mempersilakan rekannya, Misbah, mengambil satu jajan lagi.
“Kantin ini orientasinya adalah mendapatkan ‘laba’ berupa kejujuran agara tertanam pada diri siswa sejak dini, itu sebabnya kantin SD Muda Jos Dukun ini diberi nama Kantin Kejujuran,” kata Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 2 Dukun Muh. Musholli SPd. Kantin Kejujuran itu sesuai dengan tagline JOS (jujur, optimis, dan santun) yang melekat dalam nama pendek SD Muda JOS.
Tanaman Berkode QR
Sambil membawa dadar gulung yang baru dia beli, Fatoni masuk ke toilet yang berada di sebelah kantin. “Bisa dimakan di sini, Pak,” katanya pada Muh. Musholli yang ikut mendampingi juri.
“Bisa Pak,” katanya.
Rupanya Fatoni ingin menguji, apakah tolitel sekolah ini benar-benar bersihh atau tidak. “Kalau bisa berarti toiletnya benar-benar bersih,” komentarnya.
Selesai dari kantin dan toilet, tim juri langsung bergeser ke arah kanan kantin. Di situ ada lahan hidroponik dan tanaman obat keluarga (toga), taman baca, serta perpustakaan.
“Wah ini bagus sekali, siswa SD sudah belajar menanam hidroponik,” kata Misbah mengomentari selada yang segar tumbuh di pipa paralon.
Di lahan hidroponik tersebut selain selada yang siap panen juga ada pembibitan yang dipersiapkan untuk menggantikan yang akan dipanen. “Selada, bayam, kangkung, dan sawi, semua itu adalah hasil pembelajaran langsung dari siswa,” jelas Musholli.
Dia menjelaskan, halaman sekolah yang panas karena hampir 95 persen berpaving merupakan tantangan di SD Muda Jos Dukun untuk menjadikannya sejuk, hijau, dan asri,
Maka sejak awal tahun ajaran 2020 lalu, sekolah membuat perencanaan untuk memoles halaman sekolah dengan menanam tanaman hias, tanaman hidroponik, dan pohon besar.
“Alhamdulillah sekarang sudah mulai tampak hasilnya. Tanaman selada yang dikembangkan secara hidroponik sudah siap dipanen, kalau bapak mau bolehlah nanti setelah selesai visitasi dipetik dan dibawa untuk oleh-oleh,” kata Pak Shol sapaan akrap Kepala SD Muda Jos Dukun. Tawaran itu bukan basa-basi, sebab saat pulang Pak Shol membawakan selada itu pada para tamunya.
Setelah ngadem di lahan hidroponik dan toga, juri berdialog dengan beberapa siswa yang sedang asyik membaca buku di taman baca. Pak Shol menjelaskan, karena ruang perpustakaan sempit, maka SD Muda JOS menyediakan taman baca di ruang terbuka.
Perhatian juri LLSMM juga tertuju pada bunga-bunga yang ada di lahan depan kantor dan kelas yang tertata rapi. Yang menarik adalah hampir semua jenis tanaman ada kode QR alias ber-barcode.
“Wah ini sudah berbarkode, seperti di SMA Muhammadiyah 5 Dukun,” kata Fatoni.
“Ya Pak, dan sebenarnya sudah lebih dulu SD Muda JOS,” kata Pak Shol.
“Ya ini soal takdir. Jadwal kita di sana lebih dulu, sehingga kemarin kita tulis duluan,” kata Fatoni yang juga Pemimpin Redaksi PWMU.CO itu.
Meski begitu, juri tak kalah antusia mencoba men-scan barcode tersebut dengan hanphone mereka. Sebanyak 35 jenis tanaman sudah bercode QR, sehingga menambah semangat tim juri saat menilai SD Muda JOS.
Fatoni mengatakan ternyata di desa juga tidak kalah bersaing dalam dunia digitalisasi. Sambil memastikan pada Mardliyatun Faizun yang tanpa absen selalu mendampingi juri LLSMS, Fatoni mengatakan bahwa baru di SD Muda JOS dan SMA Muhammadiyah 5 Dukun yang menerapkan digitalisasi tumbuhan.
“Ketika kita ingin tahu apa nama tanaman dan nama Latinnya, serta untuk apa manfaatnya kita tinggal memindai kode QR maka kita dapat mengetahui data dari tanaman tersebut,” kata Mudlofar, Waka Sarpras SD Muda JOS Dukun.
“Namun demikian ada yang masih perlu diperbaharui agar lebih komplit lagi, yaitu katalog tanaman secara digital juga perlu ada supaya bisa mengetahui secara pasti keberadaan tanaman. Sehingga kita bisa tahu mana tanaman yang hilang dan berapa jumlah tanaman baru yang kita tambahkan,” kata Fatoni.
Misbah menambahkan, “Ini sangat sesuai dengan visi dan misi SD Muhammadiyah 2 Dukun.Tadi saya baca di dinding salah satu misinya ada kalimat peduli lingkungan,” kata dosen Universitas Muhammadiyah Gresik itu.
Jadi, lanjutnya, sangat sesuai bila lahan sekolah yang tidak begitu lebar ini ditanami dengan berbagai tanaman hias dan toga serta ada lahan hidroponik. Walaupun tidak begitu besar tapi bisa dimaksimalkan.
Berdialog di Kelas
Setelah puas mengamati lingkungan sekolah, juri berkesempatan masuk ke beberapa ruang kelas. Fatoni dan Misbah bergantian memberi motivasi agar anak-anak bersemangat dalam belajar.
Mendapati ruang-ruang kelas yang minim tanaman hidup, Fatoni menyarakan agar segera diadakan agar sama asrinya dengan di halaman sekolah. “Tidak harus berbiaya. Setiap siswa membawa tanaman. Satu siswa satu tanaman,” ujarnya.
Menurutnya itu sekaligus ini bisa menjadi projek pembelajaran sesuai Kurikulum Merdeka. Jadi ada unsur pelajaran IPA (jenis dan cara perkembangbiakan tanaman), lingkungan hidup (praktik menjaga lingkungan hidup dan kelestarian hayati), prakarya (bikin kreasi vas bunga), dan agama (nilai Islam peduli lingkungan).
“Jadi selaian membawa tanaman mereka bertanggung jawab merawat dan mengembangbiakan sampai dia lulus dan meninggalkan warisan tanaman. Tapi semuanya harus dikatalogkan,” pesannya.
Setelah melihat dari dekat SD Muda JOS, Fatoni menyimpulkan, ada lima hal yang menarik dari SD ini yakni penanaman hidroponik yang begitu baik, tanaman yang sudah berkode QR, lingkungan yang rapi dan bersih, adanya kantin kejujuran yang dapat membentuk karakter siswa, serta guru-gurunya yang sangat ramah.
Tepat pukul 11.30 WIB tim juri berpamitan untuk melanjutkan aktivitas visitasi LLSMS ke MTs Muhammadiyah 1 Dukun. (*)