Penjaringan Bakal Calon Kepala Smamda Sidoarjo Pakai e-Voting, liputan kontributor PWMU.CO Kabupaten Sidoarjo Moh. Ernam.
PWMU.CO – SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) melaksanakan penjaringan calon kepala Smamda periode 2022-2026 di Auditorium Nyai Walidah Smamda, Jumat (30/9/2022).
Kepala Smamda Wigatiningsih dalam sambutannya menyampaikan, mantan Presiden Amerika Serikat Benjamin Franklin mengatakan bahwa gagal melakukan perencanaan, hakikatnya sama dengan merencanakan kegagalan.
“Mari kita rencanakan dengan baik, dengan memilih pemimpin tepat untuk kemajuan Smamda,” ajak perempuan yang akrab disapa Bu Wigati ini.
Kepala Smamda periode 2014-2018 dan 2018-2022 ini menegaskan, setiap orang yang memiliki kompetensi sebagai kepala Smamda dipersilakan untuk mencalonkan diri.
“Kompetensi yang dimaksud meliputi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, sosial dan supervisi. Semua punya hak yang sama untuk menjadi Smamda 1. Mari berdemokrasi dengan memilih yang tepat,” tegas perempuan asli Lamongan ini.
Dia mengingatkan siapapun yang memimpin Smamda ke depan, pasti lebih berat dari sekarang. Harus pandai berkolaborasi. “Fastabikul khairat. Mencari kemenangan dengan tidak menyingkirkan yang lain,” tuturnya.
Sementara itu Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo Ikhsan menyatakan, perlu penjaringan calon kepala Smamda untuk melanjutkan kepemimpinan Wigati.
“Untuk itu kami sudah membentuk panitia penjaringan untuk menjaring calon kepala Smamda. Semua punya hak pilih dan dipilih, termasuk memilih dirinya sendiri,” ungkapnya.
Memilih diri sendiri, lanjutnya, bukanlah aib. Justru menunjukkan keseriusan menjadi pemimpin. Bagaimana orang lain akan menghargai kita, kalau kita tidak menghargai diri sendiri.
“Walaupun demikian, semua tidak bisa memaksakan diri sendiri harus jadi kepala sekolah. Harus proporsional dan profesional,” tegas mantan kepala SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo ini.
“Smamda sebagai pemegang predikat The Out Standing School, tidak ada diskresi. Smamda harus memenuhi segala persyaratan yang sudah ditetapkan,” imbuhnya.
Aplikasi Karya Tim IT Smamda
Ketua Panitia Penjaringan Calon Kepala Smamda Hasanuddin kepada PWMU.CO menjelaskan, proses penjaringan dilakukan menggunakan e-voting. Penjaringan pertama dilakukan dengan menggunakan kriteria usia, masa kerja dan pendidikan.
“Usia tidak boleh lebih dari 56 tahun. Masa kerja minimal 5 tahun terhitung sejak guru tetap, dan pendidikan minimal S2. Dari hasil tersebut terkumpul 26 orang calon. Mereka kemudian divoting sebagai bentuk pemberian dukungan kepada para calon,” terang Waka Ismuba ini
Aplikasi e-voting yang digunakan, sambungnya, merupakan karya tim IT Smamda. Para pemilih bisa diketahui sudah memilih atau belum. Namun demikian tidak ada yang tahu siapa memilih siapa karena datanya sudah diinskripsi.
“Bahkan para pembuat aplikasi e-voting juga tidak ada yang tahu. Ini untuk menjaga kerahasiaan para pemilih sehingga semua bisa memilih dengan aman,” ujarnya.
Menurutnya tidak hanya yang hadir di ruang rapat, bahkan yang sedang tugas luar kota juga bisa memilih karena online. Hanya dua orang guru dan karyawan yang tidak bisa ikut memilih karena berada di daerah sulit sinyal.
“Dari 26 orang calon yang dijaring, ternyata 23 orang mendapat amanah untuk mencalonkan kepala Smamda. Semua kami beri surat kesediaan supaya proses seleksi lebih banyak calon kepala Smamda. Insyaallah Senin (3/9/22) surat kesediaan sudah terkumpul di panitia penjaringan,” paparnya. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.