PWMU.CO – Kunjungan Raja Kerajaan Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud, ke Indonesia memang menyita perhatian publik. Tak hanya di Indonesia, tapi juga media-media di Saudi. Tak hanya agenda resmi, bahkan agenda “sampingan” dan sekelebatan pun menjadi perhatian.
Dari sekian momen yang mendapat perhatian adalah foto ketika mantan Presiden RI Megawati dan putrinya Puan Maharani ber-selfie dengan Raja Salman, dengan Presiden Jokowi menyaksikannya (2/3). Masih pada hari yang sama, saat bersantap siang, Jokowi juga mengajak Raja Salman untuk ikut dalam vlog yang diunggah di laman Facebook Jokowi.
(Baca juga: Hoax: Kerajaan Saudi Beri Gelar Amirul Kazzab pada Jokowi. Inilah 5 Kejanggalannya)
Di sela-sela vlog-nya, Jokowi pun menggeser ponselnya ke arah Sang Raja yang baru saja selesai makan. Jokowi meminta Raja Saudi untuk memberikan sedikit keterangan. Dibantu seorang penerjemah, Raja Salman pun mengungkapkan kebahagiaannya hadir di Indonesia. “Bagi kami, rakyat Indonesia adalah saudara kami dan rakyat yang sangat mulia,” ucap Raja Salman.
Sayangnya, keakraban pemimpin 2 negara itu ternyata masih saja oknum-oknum tak bertanggung jawab yang usil. Sambil melampirkan sebuah koran berbahasa Arab, ada yang menyebar posting: “Di harian Arab sudah beredar mereka protes pemerintah Indonesia kurang punya tata krama dalam bernegara.”
(Baca juga: Di Depan Raja Salman, Inilah 3 Usulan Ormas Islam yang Disampaikan Prof Yunahar Ilyas)
“Kesimpulannya: udik, norak dan gak punya sopan santun,” lanjut postingan itu. Kemudian dilanjutkan dengan mengatakan: “Diajak salaman sama Raja malah sungkem, hingga Raja terperangah.” Kemudian juga ada: “Lagi makan diajak Vlog dan Raja mau berdiri langsung diajak selfie.”
Di lain postingan ada yang menulis: “Dari keterangan seorang narasumber yang tidak diketahui identitasnya, dalam koran tersebut menyebutkan kalau mereka protes. Hal ini dikarenakan menurut mereka, pemerintah Indonesia kurang punya tata krama dalam bernegara.”
(Baca juga: Di Depan Raja Salman, Yunahar Perkenalkan sebagai “Anak-Anak Raja Salman”)
“Mereka mengatakan kalau pemerintah tidak mempunyai sopan santun karena saat sedang makan justru Raja Arab diajak untuk nge-vlog,” lanjutnya lagi. “Tidak hanya itu, dari keterangan yang dituliskan oleh narasumber, mereka mengatakan kalau Indonesia tidak punya etika,” lanjutnya lagi.
Sudah tentu banyak komentar lain yang tidak perlu PWMU.CO tulis dalam laporan ini karena tatanan bahasanya yang kurang elok. Tapi melihat lampiran koran yang dilampirkan untuk menyebut “ketidaksopanan” Indonesia menyambut Raja Salman, masih bisa dibaca jelas. Terutama judul besar dalam headline koran itu. Meski nama korannya sendiri “sengaja” tidak ditampilkan.
(Baca juga: Puisi-Puisi KH M Dawam Sholeh untuk Raja Salman)
PWMU.CO sengaja memilih subjudul dari headline tersebut, dengan mengetik sebagiannya, yaitu: حذر من ظاهرة عدم احترام سيادة الدولة والتدخل في شؤونها الداخلية. Alasannya sederhana, karena untuk judul utama headline pasti juga dipakai oleh banyak media. Sebab, judul headline adalah pesan Raja Salman tentang pentingnya persatuan dalam menghadapi intervensi asing dan benturan peradaban.
Dengan mengetik “subjudul” di mesin pencarian, ternyata langsung diarahkan ke halaman https://www.pressreader.com/saudi-arabia/okaz/20170303/281479276200805, yang juga bisa merujuk pada tulisan asli dan gambar koran itu. Maka ketemulah koran yang bernama “OKAZ”, lengkap dengan tulisan dan juga gambar korannya. Terbit pada 3 Maret 2017.
(Baca juga: Inilah Surat-Surat Cinta untuk Raja Salman dari Siswa SD Muhammadiyah 4 Surabaya)
Dalam headline koran itu, memang terdapat gambar Jokowi yang sedang “sungkem” saat menyambut Raja Salman di bagian kanan atas. Teks yang terulis di bawahnya, terjemahan bebasnya adalah “Pelayan 2 tanah suci dalam penyambutan oleh Presiden Jokowi.”
Sementara di gambar selfie Mega-Puan dengan Raja Salman yang tercantum di halaman koran bagian kanan-tengah, tertulis keterangan “Menteri Kebudayaan, Anak mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri ber-selfie bersama Raja Salman”. Adapun di sisi kiri, terdapat gambar Raja Salman sedang menanam pohon Ulin”.
(Baca juga: 15 Statemen Presiden Jokowi yang Membuat Peserta Tanwir Muhammadiyah Ngakak)
PWMU.CO mencoba membaca headline berita tersebut, mulai dari halaman 1 yang bersambung di halaman 5. Sayangnya, sejak awal hingga akhir tidak ada penilaian negatif, apalagi kecaman, terkait kedua gambar itu. Artinya, kedua gambar itu memang sesuatu yang unik sehingga harus ditampilkan di halaman pertama.
Bahkan bila mau disambungkan dengan judul headline: foto tersebut justru seakan memperkuatnya: bahwa kedua negara akan bersatu padu bekerja sama dalam menghadapi intervensi asing di urusan dalam negeri dan menghadapi benturan peradaban.
(Baca juga: Jawaban Jokowi atas Kritik Haedar Nashir tentang 1 Persen Warga yang Kuasai 55 Persen Aset Nasional)
Terkait dengan vlog Jokowi-Raja Salman, OKAZ versi Online justru memberi pujian pada video yang diunggah di Facebook Jokowi itu. “Vlog Jokowi yang memuat pernyataan Baginda Raja (Salman) itu mendapat apresiasi tinggi dari netizen Indonesia maupun Saudi,” begitu terjemahan dari laporan OKAZ.com.sa.
Sementara terkait selfie Puan-Mega dengan Raja Salman yang disaksikan oleh Jokowi, juga tidak ada komentar negatifnya. Apalagi mengecam foto itu.
(Baca juga: Ketika Ada yang Bisiki agar Tidak Hadiri Tanwir karena sudah Hadiri Muktamar Muhammadiyah, Begini Jawaban Jokowi)
Memang dalam sub-judul headline itu memang bisa sedikit menipu, terutama yang tidak terlalu faham bahasa Arab. Terutama dalam kalimat “حذر من ظاهرة عدم احترام سيادة الدولة والتدخل في شؤونها الداخلية”, jika hanya dipenggal dalam kalimat “khadzr min ‘dzaahirah ‘adam ihtiram”.
Sebab, “khadzr min dzaahirah ‘adam ihtiram” berarti: “Peringatan tentang fenomena kurangnya penghormatan”. Kata inilah yang tampaknya sengaja dipelintir oleh pembuat hoax yang menyebarkan “Media Arab Kecam Jokowi yang tak punya etika saat menyambut Raja Salman. Padahal arti lengkap dari subjudul itu adalah: “Peringatan tentang fenomena kurangnya penghormatan terhadap kedaulatan negara dan intervensi urusan dalam negeri.”
Semoga bisa menjelaskan apa yang terjadi sesungguhnya. (lazuardy arkoun abqaraya)