An-Nisa Ayat 9 Roh Orangtua dan Pendidikan; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Resource Center (RC) Kabupaten Gresik, Jawa Timur, menggandeng Pusat Layanan Psikologi dan Konseling (PLPK) Smamio dalam memetakan potensi siswa yang diduga berkebutuhan khusus melalui tes psikologi (psikotes), Kamis (6/10/22).
Sebelum psikotes untuk siswa SD Muhammadiyah 1 Giri (SD Muri) dimulai, pembukaan digelar di Aula UPT RC. Kepala UPT RC Innik Hikmatin MPdI menerangkan tujuannya menggandeng PLPK terkait diagnosis lanjutan itu.
Dia memohon kerja sama para orangtua agar menyampaikan informasi yang timnya perlukan. “Informasi apapun dibutuhkan untuk menindaklanjuti program,” tegasnya.
Kepada tujuh wali siswa SD Muri yang hadir di aula pagi itu, Innik lanjut mengingatkan kandungan pesan an-Nisa ayat 9. “Bahwa kita semua tidak boleh meninggalkan generasi yang lemah, tapi tinggalkan generasi yang kuat,” tuturnya.
“Karena al-Quran untuk semuanya, bukan hanya untuk anak normal saja. Itu rohnya orangtua dan pendidikan!” lanjut Innik.
Dia pun bertanya retorik, apakah kemudian mereka harus terus mengeluh saat dihadapkan pada situasi yang sulit? Innik menjawabnya dengan pesan penting Allah dalam Luqman ayat 12, “Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.”
Dia lantas menekankan pentingnya saling menyemangati di antara mereka. Dia mengingatkan dengan firman Allah dalam Ali Imran ayat 110, “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”
Direktur PLPK Smamio Ika Famila Sari MPsi Psikolog pun menekankan, kehadiran tim berjas kuningnya di sana untuk membantu mengenali kondisi para siswa yang sesungguhnya. Dia juga menenangkan agar wali siswa tidak mengkhawatirkan diagnosis apa yang muncul nanti.
“Kita ingin tahu agar bisa memberikan stimulasi yang tepat, merancang pembelajaran seperti apa yang paling tepat. Dengan memberi stimulasi tepat, nanti potensi ananda lebih berkembang, bahkan bisa luar biasa berprestasi,” ungkap Ika, sapaannya.
Waka Kurikulum SD Muri Riza Agustina WS SPd pun mengucap terima kasih kepada UPT RC yang telah menfasilitasi diagnosis anak-anak di sekolahnya. “Kami mohon bantuan diagnosis anak-anak yang belum pernah dites,” ujarnya.
Mengingat, saat ini di sekolahnya ada 39 anak berkebutuhan khusus yang mayoritas mereka sudah ada yang dites secara mandiri dengan orangtuanya. Dia berharap, kerja sama ini bisa meningkatkan layanan di sekolahnya.
Silaturahmi Tak Terduga
Psikotes kali ini spesial. Pagi itu, usai psikotes berlangsung, terjadi ajang silaturahmi tak terduga di sana. Sebab, ternyata di UPT RC juga sedang berlangsung beberapa agenda lainnya. Sambung-menyambung usai pembukaan, di samping psikotes juga ada penandatanganan MoU antara UPT RC dengan SMP Muhammadiyah 4 Kebomas (Spemupat) dan SMP Yasmu Manyar.
Saat itu, Kepala SMP Yasmu Nur Cholilah MPd sangat antuasis menyambut momentum ini. Menurutnya, komitmen bersama dalam penyelenggaran pendidikan inklusif itu sangat diperlukan untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan tanpa diskriminasi.
Humas Spemumat Nung Muawanah MPd juga mengatakan ini sejalan dengan tujuan terselenggaranya lembaga pendidikan yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa, mandiri, dan dapat mengoptimalkan bakat dan kemampuan anak sesuai fitrahnya.
“Spemupat pun bertekad menjadi lembaga bengkel peserta didik, menerima apapun kondisi peserta didik, dan siap memoles hingga peserta didik memiliki kepercayaan diri bahwa mereka unggul dan bisa bermanfaat untuk kehidupan. Untuk mencukupi semua itu perlu kerjasama semua pihak termasuk UPT Resource Centre,” imbuhnya.
Kemudian, adapula diskusi bersama Badrut Tamam SPd, guru UPT SDN 263 Gresik yang sedang magang di sana sebagai mahasiswa S2 Unesa. Berlangsung pula tindak lanjut penyusunan profil matrix perencanaan dan modul ajar anak-anak secara universal bersama SD Muhammadiyah Kompleks Gresik (SD Mugres).
“Sekaligus melanjutkan berbagi tindak lanjut terkait manajemen pelayanan penyelenggaraan pendidikan inklusif,” imbuh Innik.
Siangnya, setelah pukul 13.00 WIB, di sana juga berlangsung penguatan Guru Pendidik Khusus (GPK) dari SD Muri. “Bu Riza siang-siang kembali bersama timnya,” ujarnya.
Zaitun Nailiyah SPsi, salah satu tim PLPK, tak menyangka bisa bertemu kembali dengan rekannya Cholilah. Lely, sapaannya, juga senang bertemu dengan Riza. Mereka sebelumnya pernah bertemu saat Lely memberi pelatihan membaca al-Quran metode tajdid di SD Muri.
Adapun Ika dan Riza merupakan rekan di Pendidikan Calon Guru Penggerak tahun ini. Obrolan hangat pun terjadi di antara mereka. Meski singkat, tapi harapannya itu bisa mengobati kerinduan selama ini. “Alhamdulillah, jadi bisa bertemu lagi,” ujar Lely.
Ika pun menimpali, “Alhamdulillah. Kalau nggak ada even ini nggak bisa bertemu.” Tawa ringan pun menyelimuti pertemuan tak terduga mereka siang itu. (*)