PWMU.CO– Dengan dirijen siswa Smamda Voice, paduan suara SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, menyabet juara I Jawa Pos Hello Campus Choir Competition 2022 di Convention Hall Tunjungan Plaza 3 lantai 6, Ahad (16/10/2022).
Juliarto Joedi Wahjono, Koordinator Ekstra Kurikuler dan prestasi Smamda Sidoarjo mengatakan, Smamda Voice juara I dengan meraih platinum. Ajang ini kerja sama antara Jawa Pos dan Pusaka Indonesia.
Dengan dirigen siswa Shinta Auliya Pusfitasari Lazuardi, penampilan Smamda Voice memukau penonton. Membawakan lagu berjudul Bangun Pemudi Pemuda ciptaan Alfred Simanjuntak sebagai lagu wajib dan Indonesia Mutiaraku untuk lagu pilihan terikat.
”Saya memilih lagu Indonesia Mutiaraku karena anak-anak belum pernah mengenal judul lagu tersebut. Apalagi itu lagu lama, bahkan penciptanya tidak tercantum,” terang pria yang akrab di sapa Papa Yudi.
Smamda Voice tampil pada urutan pamungkas. Penampilannya membuat penonton terpana. Para penonton yang sedang melihat pameran Hello Campus di lokasi sekitar lomba bertepuk tangan bergemuruh saat Smamda Voice baru selesai menyanyikan lagu wajib.
”Anak-anak sudah berlatih dan bernyanyi dengan baik sesuai instruksi pelatih. Alhamdulillah hasilnya Smamda Voice memperoleh Platinum,” lanjut guru kesenian ini.
Ketua pelaksana Smamda Voice khusus lomba Jawa Pos ini juga siswa yaitu Salsanarizqa Putri Makharani.
”Sekali-kali bukan pelatihnya yang menjadi dirijen. Untuk lomba bergengsi tingkat Jawa Timur ini saya berikan kepercayaan kepada siswa,” tutur Papa Yudi.
Ujian
Bagi Smamda Voice lomba paduan suara Jawa Pos ini sekaligus untuk uji coba persiapan lomba tingkat internasional.
Di hadapan anggota Smamda Voice, Shinta Auliya bisa tampil memandu teman-temannya. Menyanyikan lagu dengan ketentuan nada dan irama yang sesuai.
”Kebetulan dalam peraturannya siswa diperbolehkan menjadi dirijen. Saya percaya pada kemampuan anak-anak,” ujar Papa Yudi.
Papa Yudi berpesan agar tetap rendah hati, walaupun mendapatkan penghargaan yang tinggi. Tidak boleh takabur dan riya.
Untuk persiapan lomba latihannya tergolong berat. Bukan karena lagunya yang rumit, tetapi waktunya yang sangat singkat. Apalagi bersamaan dengan pelaksanaan penilaian tengah semester (PTS) di Smamda.
Hampir dua pekan pelaksanaan PTS. Hal ini membuat Smamda Voice jarang berlatih. Sekali berlatih tim lomba Smamda Voice kurang lengkap anak-anaknya. ”Bukan hanya sibuk menghadapi PTS setiap hari, tetapi sebelum PTS juga banyak yang tidak masuk sekolah karena sakit,” papar guru seni budaya.
Mengatasi situasi ini Farah Naura Shabrina yang menjadi tim kesehatan menghubungi ayahnya, Dokter Tjatur Prijambodo, yang juga Ketua Komite Smamda. Dia meminta suplemen dan vitamin untuk menjaga stamina anggota tim.
Dengan bantuan suplemen dan vitamin yang diberikan, anak-anak terjaga kesehatannya dan bisa latihan rutin.
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto