Main Gamelan
Tim juri lalu menuju Gedung Contong, bangunan SD Almadany yang berbentuk seperti contong. Di situ terdapat seperangkat alat musik tradisonal gamelan. Ada gong, gendang, gamelan, dan gambang.
Secara spontan tim juri diajak memainkan gamelan oleh Nur Aini. Maka kolaborasi juri dengan guru SD Almadany memainkan alat musik tradisional tersebut pun terjadi. “Meski spontanitas, ternyata permainannya asyik,” kata Lilis Setyawati, Kepala Bidang Kesiswaaan yang ikut nembang Tak Lelo-Lelo.
Suasana yang masih hujan rintik dengan hembusan angin membuat lantai satu Gedung Contong yang didesain semi terbuka itu terasa sejuk. Terlihat hamparan rerumputan dan beberapa tanaman palawija dari kebun sebelah.
Di tengah suasana seperti itu Nur Aini mengajak tamunya menikmati bakso yang telah disiapkan oleh guru SD Almadany. Bakso khas Kedanyang lengkap dengan lontongnya sudah menanti. Maka sebelum meneruskan penilaian di sudut-sudut lainnya, para juri menuju ruang tamu kantor untuk menikmatinya.
Nur Aini mengatakan, semula agenda makan bakso ini dilaksanakan di Gazebo Siwalan, tapi karena masih hujan maka dipindah ke kantor.
Saat meninjau taman, ada beberapa hal yang mencuri perhatian para juri. Salah satunya ‘monumen’ Love yang terbuat dari botol ecobrick. Yakni kumpulan botol berisi sampah bungkus jajan para siswa yang dimampatkan dalam satu botol dan disusun berbetuk Love”.
Nur Aini menerangkan bagaimana Love dibangun. “Tiap siswa membawa satu botol ecobrick dan yang bagain menyusun adalah para Bunda Ikwam (Ikatan Wali Murid) SD Almadany,” katanya.
Seorang juri, memberi masukan agar botol ecobrik isinya lebih dimampatkan lagi. “Ini masih bisa dipadatkan, sampai tidak bisa ditekan,” kata Dzajuli.
Para juri pun berkesempatan berfoto di monumen Love itu, seperti juga biasa dilakukan oleh guru, siswa, dan orangtua sebagai kenangan telah mengunjungi SD Almadany.
“Ini adalah salah satu dari program Cilukba (Cintai Lingkungan bersama SD Almadany),” jelas Nur Aini.
Baca sambungan di halaman 3: Kompos dan Perpustakaan Outdoor