PWMU.CO – Berita PWMU.CO tentang pembatalan pengajian DR Firanda Andirja (6/3), ternyata dikutip sedemikian rupa oleh beberapa media dengan tidak bertanggung jawab. Tanpa melakukan konfirmasi kepada Redaksi, mereka mengambil kesimpulan tersendiri yang entah salah atau sengaja dipersalahgunakan. Sehingga yang terjadi adalah pemutarbalikan fakta.
Seperti dalam duta.co, yang menurunkan pendapat salah satu Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah, Sholikhul Huda, tentang dai yang suka menanggap dirinya paling benar dan suka menjelek-jelekkan kelompok lain. “Ini membahayakan persatuan umat, membahayakan kelangsungan NKRI. Situasi harmoni, damai, santun yang dimiliki bangsa ini harus dijaga betul…,” demikian salah satu kutipan pendeknya.
(Baca juga: Pembubaran Pengajian Khalid Basalamah: Benarkah Ceramah yang Mengolok-olok Monopoli Kelompok Ini?)
Bagi PWMU.CO, tentu saja kutipan dari Sholikhul Huda itu tidak bermasalah. Namun yang menjadi maslah dalam tautan duta.co/pemuda-muhammadiyah-juga-tolak-ceramah-dai-wahabi-takfiri itu, adalah saat menyimpulkan berita yang diturunkan oleh PWMU.CO.
“Kalau gerakan penolakan GP Ansor mencuat saat menghadapi Khalid Basalamah di Sidoarjo, warga Muhammadiyah juga sibuk menolak pengajian Firanda Andirja di Malang,” begitu tulis duta.co, pada saat laporan ini ditulis, (8/3) pukul 20.00 wib.
(Baca juga: Muhammadiyah Memandang dan Perlakukan Ajaran Wahhabi)
Padahal dalam PWMU.CO sangat jelas, tidak ada penolakan dari Muhammadiyah maupun Pemuda Muhammadiyah sebagaimana yang disebutkan dalam tautan duta.co itu.
Setelah diprotes, kalimat “warga Muhammadiyah juga sibuk menolak pengajian Firanda Andirja di Malang” akhirnya memang dihapus dari conten berita duta.co. Setidaknya hal itu terlihat dalam tautan yang sama pada hari Kamis, 9 Maret 2017, pukul 10.38 wib.
(Baca juga: Mengkafirkan dan Mencaci Pelaku Bid’ah Bukanlah Ajaran Muhammadiyah. Begini Tutur Pak AR)
Namun, kutipan yang salah oleh duta.co ini kemudian dicopy-paste secara utuh oleh beberapa media online, bahkan dijadikan “anggle” berita. Seperti biarnyaho.com dengan judul “Setelah Banser NU, Muhammadiyah juga Tolak Dai Wahabi Takfiri”, dalam tautan biarnyaho.com/setelah-banser-nu-muhammadiyah-juga-tolak-dai-wahabi-takfiri.
Judul yang lebih provokatif diambil oleh pkspuyengan.com, dengan “Pemuda Muhammadiyah Menolak Kajian Ustad Wahabi Firanda Andirja di Kota Malang”. Tautannya terletak di pkspuyengan.com/pemuda-muhammadiyah-menolak-kajian-ustad-wahabi-firanda-andirja-di-kota-malang.
(Baca juga: Dirobohkannya Masjid Kami, Sebuah Kisah Nyata Intoleransi Mayoritas pada Minoritas)
“Umat Islam Malang kompak menolak Kajian yang akan diisi oleh ustad Wahabi Firanda Andirja dibatalkan karena ada penolakan dari umat Islam di Malang,” begitu tulis pkspuyengan.
Kemudian hoax ini diteruskan oleh Muslimoderat.net, dalam tautan muslimoderat.net/2017/03/kajian-ustadz-wahabi-firanda-di-masjid-muhammadiyah-malang-digagalkan-warga.html. Hoax ini lantas berlanjut di Nahimunkarnews.com, dalam tautan nahimunkarnews.com/2017/03/ustad-wahabi-firanda-andirja-ditolak.html.
Padahal laporan PWMU.CO secara benderang menyebut “pihak lain” yang menolak Firanda Andirja, bukan Muhammadiyah maupun elemennya. Sekali lagi, PIHAK LAIN.
Kesimpulan “Pemuda Muhammadiyah menolak pengajian Firanda Andirja di Malang” ini tentu saja tidak sesuai dengan apa yang tertulis di PWMU.CO. Bahkan, PWMU.CO melaporkan ketika akan diselenggarakan Kajian Subuh di Masjid Manarul Islam oleh Firanda Andirja, penyelenggaranya tertulis jelas: takmir, yayasan dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sawojajar.
(Baca juga: Din Syamsuddin: Dalam Fiqih, Muhammadiyah Itu Bukan NU)
Hanya saja karena ingin menjaga ukhuwwah Islamiyyah, maka “mengalah” (yang bukan berarti kalah) kepada “pihak lain” yang meminta acara itu dibatalkan. “Namun, akhirnya dibatalkan untuk sementara waktu karena ada penolakan dari pihak tertentu,” begitu frasa yang digunakan oleh PWMU.CO.
“Redaksi sengaja menggunakan bahasa persahabatan karena yang “pihak lain” itu juga masih sama-sama umat Islam. Tentu tidak elok jika menggunakan bahasa yang menyakiti,” jelas Pemimpin Redaksi PWMU.CO, Muh Kholid AS.
(Baca juga: Syafiq A. Mughni: Kenapa Umat Islam Indonesia Tak Semuanya Muhammadiyah? Ternyata Inilah Penyebabnya)
Lantas siapa “pihak tertentu” yang ngotot meminta pembatalan tersebut? Tanpa Redaksi PWMU.CO menyebutkan identitasnya, publik pun sudah tahu siapa kelompok ini. Sebab, hal ini sudah menjadi rahasia umum. Apalagi dalam waktu yang bersamaan juga terlibat dalam pembubaran sebuah pengajian yang masih sama-sama di wilayah Jawa Timur.
Semoga klarifikasi ini bisa menjernihkan peristiwa yang menimpa DR Firanda Andirja di Malang. Pengajar Masjid Nabawi Madinah ini diundang untuk berceramah di depan warga Muhammadiyah dan di masjid binaan Muhammadiyah. Tapi karena untuk menjaga ukhuwwah dengan ormas keagamaan lain yang meminta dibatalkan, akhirnya permintaan itu dituruti.
(Baca juga: Waspadai Pecah-Belah Umat Islam, Inilah Seruan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah)
Dan, tidak ada penolakan dari warga Muhammadiyah karena tema yang dijadwalkan adalah “Mensyukuri Nikmat Aman di NKRI”.
Adapun berita yang diturunkan oleh PWMU.CO terkait dengan pembatalan Pengajian Firanda ini bisa dilihat secara utuh di tautan berikut ini: Tak Hanya Khalid Basalamah di Sidoarjo, Pengajian Firanda Andirja di Malang juga Dibatalkan. (redaksi)