Tiga Sanjungan Allah pada Umat Islam; Liputan Mahfudz Efendi, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Dengan mempelajari perjuangan dakwah Rasulullah SAW kita belajar untuk meneladani pribadinya yang luar biasa. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM)Kabupaten Lamongan KH Abdul Hamid Muhanan Lc dalam Pengajian Ahad Pagi Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kebomas di Masjid At Taqwa Giri, Kebomas, Gresik, Jawa Timur, Ahad (16/10/2022).
Kiai Hamid, sapaannya, menyarankan warga Persyarikatan memiliki wawasan yang luas agar tidak gampang menyalahkan orang lain. Utamanya di kala memasuki bulan Rabiul Awal di mana masyarakat pada umumnya memiliki kebiasaan mengadakan perayaan maulid Nabi Muhammad SAW.
Dia mengatakan, Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menegaskan hukum memperingati maulid Nabi SAW termasuk dalam perkara ijtihadiah dan tidak ada kewajiban sekaligus tidak ada larangan untuk melaksanakannya. Yang penting untuk diperhatikan adalah aspek-aspek yang memang dilarang agama.
“Perbuatan yang dilarang di sini, misalnya adalah perbuatan-perbutan bid’ah dan mengandung unsur syirik serta memuja-muja Nabi Muhammad SAW secara berlebihan. Seperti membaca wirid-wirid atau bacaan-bacaan sejenis yang tidak jelas sumber dan dalilnya,” terang Kiai Hamid sambil mengutip hadis riwayat Umar bin Khattab yang terdapat dalam Shahih Bukhari.
Lebih lanjut Kiai Hamid menyampaikan Allah SWT memberikan beberapa sanjungan untuk umat Rasulullah SAW sebagaimana ditulis dalam al-Qur’an. Pertama, ummatan wasathanyang terdapat dalam al-Baqarah 143. Ummatan wasathan memiliki arti umat pertengahan, umat yang adil.
Selain adil dalam kualifikasi keilmuan, juga adil secara hukum. Artinya, semua dasar kebijakan berdasarkan aturan-aturan yang legal bukan berlandaskan suka atau tidak suka.
“Selain adil, ummatan wasathan juga berarti umat yang seimbang, Islam merupakan agama yang seimbang dalam urusan dunia dan akhirat,” jelasnya.
Baca sambungan di halaman 2: Umat yang Bersatu