PWMU.CO– Jadi kepala sekolah itu harus sat-set war-wer. Demikian disampaikan oleh Kepala SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo Wigatiningsih.
Pernyataan itu dia sampaikan saat menerima kunjungan anggota Forum Guru Muhammadiyah (FGM) dari Yogyakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah di auditorium Nyai Walidah. Senin (24/10/2022).
”Kalau ingin maju kepala sekolah harus selalu tanggap situasi, gerak cepat, gercep, sat-set, war-wer,” kata Wigati, panggilannya. ”Ojo dremis, ojo meminta-minta. Ojo ngersulo, no sambat. Tidak boleh mengeluh,” tambah dia lagi.
Dia menjelaskan, pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus selalu berusaha meningkatkan dan mengembangkan AUM dengan sepenuh hati sehingga mempunyai keunggulan dan daya saing.
Sejak awal sekolah Muhammadiyah sudah unggul dan berkemajuan. Sudah punya merk dagang (brand) Muhammadiyah yang terkenal.
”Tahapan perubahan sekolah Muhammadiyah itu mulai menghidupkan, mengembangkan, maju, dan pesat. Itu harus kita lalui dengan penuh perjuangan dan kesungguhan,” urai perempuan yang akrab dipanggil Wigati.
Kunci utama kemajuan sekolah adalah membangun kepercayaan (trust). Jika kepercayaan sudah terbangun maka sekolah akan dicari oleh masyarakat.
”Kemampuan sekolah untuk membangun budaya unggul, memberikan layanan terbaik, dan memiliki siswa yang membanggakan dan berkarakter,” lanjut pendekar Tapak Suci ini.
Bekerja Lebih Keras
Untuk mewujudkan kemajuan sekolah, maka penyelenggara amal usaha Muhammadiyah (AUM) bidang pendidikan harus melakukan hal-hal berikut. Pertama, membangun komitmen dengan guru dan tenaga kependidikan (GTK) tentang kemajuan sekolah.
Kedua, harus memberi teladan bagi seluruh warga sekolah. Ketiga, membangun kolaborasi dengan berbagai pihak. Keempat, melakukan inovasi dan kreativitas.
”Menurut Prof. Muhadjir Effendy, jika ingin sekolahmu maju tongkrongi sekolahmu. Kalau berada di sekolah akan banyak ide bermunculan untuk kemajuan sekolah,” tambah Wigati.
Selain nongkrongi, pengelola AUM juga harus menghindari konflik. Tidak buang energi untuk menyalakan konflik. Juga ngemong lan ngewongke, memanusiakan semua warga sekolah.
Core Bisnis
Untuk mewujudkan sekolah unggul, setiap sekolah harus menakar posisi sekolah (positioning). Harus tahu posisi sekolah sehingga bisa menciptakan langkah-langkah kreatif untuk memosisikan lebih baik.
Sekolah juga harus memiliki nilai beda (deferensiasi) harus ada pembeda dengan sekolah lain. ”Untuk mewujudkan nilai beda, Smamda Sidoarjo memunculkan ekskul robot. Waktu itu belum ada sekolah yang mewakili ekskul robot. Ini pembeda yang tidak dimiliki orang lain,” tambah Wigatiningsih.
Dia menegaskan, sudah saatnya AUM bidang pendidikan maju. Apalagi sekolah sebagai tolok ukur persyarikatan Muhammadiyah, maka sekolah tidak boleh stagnan.
Saat ini eranya bukan yang besar mengalahkan yang kecil, tetapi yang cepat mengalahkan yang lambat. ”Sekolah Muhammadiyah memiliki peluang untuk maju karena sejak awal sudah menjadi sekolah Islam dengan brand Muhammadiyah. Ini yang tidak bisa dibeli,” pungkas Wigatiningsih.
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto