Ternyata Penulis Buku
Ternyata Dita sudah hobi menulis dari dulu. Saat di hubungi PWMU.CO melalui WhatsApp, Rabu (26/10/22), ibu dua anak itu bercerita kalau senang menulis.
“Ya bikin buat suka-suka saja, bukan untuk komersial. Belum pernah diseriusin juga,” ungkap peserta dari TK Aisyiyah 42 Graha Bunder Asri ini.
“Kemarin kata Bu Dewi ceritanya belum sampai ke poin haru biru sesuai judul, tapi sudah ada perasaan yang dituangkan di cerita,” lanjutnya.
Ia senang karena sudah terbiasa menulis begitu saja. Tidak ada yang mengkoreksi. Di workshop ini masukan Dewi, yang ternyata gurunya sewaktu SMA, memotivasinya untuk menulis dengan baik.
“Alhamdulillah, besar sekali manfaatnya workshop ini, jadi terpacu untuk bisa menulis dengan baik,” ucapnya.
Menulis cerita dan berita sudah lama sekali tidak ia lakukan. “Kalau puisi atau jurnal kecil gitu biasanya masih bikin, disesuaikan dengan isi hati waktu itu,” katanya sambil tersenyum.
“Bagus sekali kegiatan ini. Mmemang sangat dibutuhkan untuk guru kober maupun TK, jadi alternatif yang kekinian untuk menyampaikan materi. Meningkatkan kecakapan guru juga, khususnya dalam bidang literasi,” ungkap guru yang tinggal di Kedanyang ini.
Hal tersebut senada dengan yag disampaikan Rehayuni SAg, Ketua Lembaga Kebudayaan (LK) PDA kabupaten Gresik di awal sambutannya. “Workshop ini sebagai sarana meningkatkan kompetensi guru agar aandal dan terampil terutama dalam bidang menulis, di samping menjadikan menulis sebagai budaya bagi guru,” ucapnya.
Workshop “Menumbuhkan Budaya Menulis Cerita dan Berita Guru Kober dan TK Aisyiyah Se-Kabupaten Gresik” itu diharapkan menghasilkan output berupa buku kumpulan cerita. Dan guru dapat menulis berita tentang sekolahnya kemudian dipublikasikan di media sosial atau portal berita.
Ketua Ikatan Guru Bustanul Atfhal (IGABAI Kabupaten Gresik, Triwulandary Heppyani Kurniawati SPdI SPd dan Ketua Majelis Dikdasmen PDA Kabupaten Gresik Ning Munasichah SAg, juga mendukung acara tersebut sehingga berjalan dengan lancar.
Saat ini Dita juga sedang menyiapkan tulisan untuk berita. Dengan memperhatihan syarat menulis berita 5W + 1H, seperti yang diajarkan Dewi saat workshop.
Salah satu cara untuk memberikan informasi yang lengkap kepada para pembaca berita adalah dengan memenuhi unsur 5W 1H. What (apa yang terjadi), who: (siapa yang terlibat), why (mengapa hal itu bisa terjadi), when (kapan peristiwa itu terjadi), where (di mana kejadiannya), dan how (bagaimana peristiwa itu terjadi.
“Dengan memenuhi 5W1H berita akan menjadi akurat, tidak mengaburkan makna kebenaran yang terkandung dalam sebuah berita” ucap Dewi, yang Ketua Majelis Pustaka Informasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Gresik ini.
Siang itu, saat materi kedua, para peserta kembali menuangkan tulisan ke dalam bentuk berita, termasuk Dita.
Antusiasme untuk menulis semakin besar, apalagi dengan berita yang ditulis juga bisa mem-branding sekolah melalui kegiatan yang ada.
Dan tambah bersemangat lagi ketika Dewi mengatakan akan memberi hadiah kepada tiga peserta yang sudah selesai menulis berita. Bisa berita tentang sekolah atau berita tentang acara yang sedang diikuti saat itu.
Akhirnya, Rahma Yulia Isnaini (Kober Aisyiyah Bambe), Erna Dwi Hayati (TK Aisyiyah 45 Bambe), dan Khumayah (TK Aisyiyah 5 Bungah), berhasil membawa buku kumpulan cerpen Jalan Kecil karya Dewi.
Ya, saat itu Dita ‘Lesti Kejora’ Angraini, menemukan gairahnya kembali untuk menulis. Workshop ini menjadi pelajaran penting dalam hidupnya. Goresan-goresan tulisannya bisa menjadi saksi bagaimana perjalanan hidupnya. Menjadi sejarah saat dibaca di masa depan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni