Sehari menjadi peternak dan petani di Kebun Pak Budi; Liputan Kontributor PWMU.CO Naura Raihana dan Saffa Hasna Khairunissa.
PWMU.CO – Siswa kelas VII Entrepreneur Class Program (ECP) SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Musasi) menjadi peternak dan petani budidaya tanaman di Kebun Pak Budi, Rabu (26/10/22).
Sebanyak 84 siswa kelas entrepreneur melakukan field trip bertemakan agrobisnis dan budidaya. Kepala Bagian Kurikulum program ECP SMP Musasi Faizal Ammari Mangkoe SPd mengatakan, tujuan dilaksanakan field trip ini adalah menumbuhkan kreativitas siswa. “Tim ECP berharap setiap siswa dapat melihat peluang bisnis yang tersedia dalam ruang lingkup agrobisnis dan budidaya,” ujar Faizal.
Sebelum diajak berkeliling di Kebun Pak Budi, seluruh siswa diarahkan menuju aula. Di aula dijelaskan seluruh teori yang dibutuhkan dalam membudidayakan hewan dan tanaman, hingga modal dan keuntungan yang diperoleh dari bisnis yang dijalankan. Setelah semua dijelaskan, seluruh siswa diajak berkeliling oleh Kak Nova, pemandu field trip.
Teknik Stek dan Grafting
Materi pertama yang didapatkan yaitu memperbanyak tanaman menggunakan teknik stek dan grafting. “Teknik secara vegetatif ini dipilih karena caranya mudah dan masa panennya lebih pendek dibandingkan teknik yang lainnya,” ujar Fendik, pemateri budidaya tanaman secara vegetatif. Ia menjelaskan jika beberapa tanaman di sekitar kita mudah sekali diperbanyak menggunakan teknik ini, seperti rambutan, alpukat serta durian.
Setelah itu, seluruh siswa ECP dibawa ke materi budidaya ikan dengan menggunakan bioflok. “Keuntungan dari metode ini adalah untuk menghemat lahan serta mempercepat tumbuh kembang dari ikan yang dikembangkan dalam kolam bioflok,” tutur Lukman, pemateri bioflok.
Walaupun tumbuh kembang ikan lebih singkat, makanan yang diberikan ke ikan lebih sedikit, karena dalam bioflok nantinya tumbuh beraneka ragam mikroba yang dimana bisa dimakan oleh ikan itu sendiri. “Namun kekurangan dari metode bioflok ini adalah penggunaan listrik dalam jumlah yang besar, agar air yang terdapat pada kolam bioflok terus mengalir,” lanjutnya.
Materi ketiga yang didapat yaitu perkembangbiakan ayam petelur. Sebelum memasuki wilayah ayam petelur kita diperintahkan untuk tidak bising. “Ayam petelur ini mudah stress jika terdengar suara yang bising, jika ayam petelur ini stres dia tidak akan bisa memproduksi telur lagi,” jelas Basuki, pemateri perkembangbiakan ayam petelur.
Sifat mengerami tidak dimiliki oleh ayam petelur, sehingga jika kita ingin ternak ayam jenis ini, maka kita harus berhati-hati dalam menjaga tingkat stres yang dimiliki ayam tersebut.
Menjadi Petani
Perjalanan selanjutnya yaitu siswa menjadi petani padi, di sini setiap siswa diberi satu tanaman padi untuk ditanam. Pada sesi ini para siswa terlihat focus menjaga keseimbangannya saat ingin menancapkan bibit padi.
Hal tersebut dikarenakan mereka belum pernah ke sawah secara langsung untuk menanam padi. Sehingga belum terbiasa saat menapakkan kaki di tanah yang penuh dengan lumpur.
“Karena penanamannya butuh tenaga yang ekstra, maka dari itu mulai sekarang kita harus menghormati para petani dengan tidak membuang-buang makanan terutama nasi,” pesan Anjaz, pemateri penanaman padi. Terakhir siswa ECP mendapatkan materi tentang budidaya menggunakan metode hidroponik.
Teknik hidroponik yang diterapkan di Kebun Pak Budi yaitu teknik nutrient film engineering (NFT). Teknik ini dipilih karena tanaman selalu tercukupi kebutuhan nutrisi mineralnya, karena air secara terus menerus mengalir membasahi tanaman yang dibudidayakan.
“Keunggulan dari budidaya tanaman menggunakan hidroponik adalah bebas dari penggunaan pestisida, sehingga harga jualnya lebih mahal daripada cara konvensional,” ujar pemateri hidroponik.
Salah satu peserta Ariella Huwaida Zuria mengaku senang mengikuti field trip kali ini. “Kita dapat banyak ilmu di sini. Apalagi kita diajarkan tentang beragam bisnis di lingkup agrobisnis,” ujar Ella, sapaan akrabnya. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.