Berjuang sampai Mati
Sosok seperti inilah yang menurutnya tidak hanya dibutuhkan pada muktamar, tapi juga pada musywil dan musyda. “Jadi dan tidaknya muktamar, musywil, dan musyda jangan bebankan kepada orang yang tidak basthatan fil ilmi wal jismi!” imbuh Ketua Lazismu Jatim ini.
Ini sesuai firman Allah dalam al-Baqarah ayat 247.
وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ ٱللَّهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوتَ مَلِكًا ۚ قَالُوٓا۟ أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ ٱلْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ أَحَقُّ بِٱلْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِّنَ ٱلْمَالِ ۚ قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصْطَفَىٰهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُۥ بَسْطَةً فِى ٱلْعِلْمِ وَٱلْجِسْمِ ۖ وَٱللَّهُ يُؤْتِى مُلْكَهُۥ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya, “Nabi mereka mengatakan kepada mereka: ‘Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu’. Mereka menjawab: ‘Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?’ Nabi (mereka) berkata: ‘Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa’. Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.”
Zainul menjelaskan, Thalut itu bukan siapa-siapa, tidak punya pengikut. “Tapi Allah pilih karena dia punya kekuatan jasmani dan ilmu,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Zainul juga menyampaikan harapannya terkait orang-orang yang usianya sudah 70 tahun ke atas. “Saya dan bapak-bapak ini ingin mengakhiri hidup dengan berjuang di jalan dakwah. Tolong ketika usia kita sudah 70 dan fisik kita sudah nggak kuat lagi, tolong ada tempat di persyarikatan ini untuk mengekspresikan perjuangan sesuai usia kita!” harapnya.
Dia pun menegaskan, persyarikatan Muhammadiyah akan tumbuh pesat atau justru mati tergantung siapa yang mendapat amanah tersebut. (*)