Gali Mutiara
Noordjannah meyakini, dari pertemuan hari itu mereka dapat mengambil banyak pelajaran penting dinamika pergerakan dakwah Aisyiyah secara nasional melalui laporan pimpinan wilayah. “Kami bisa memetik dari laporan itu ada dinamika positif, tentu tidak semua sempurna, tapi bagi kita amanahnya adalah bagaimana kita menjadikan gerakan di wilayah bahkan sampai tingkat ranting itu menjadi lebih dinamis merespon persoalan,” ujarnya.
Dari laporan singkat 34 provinsi itu dia juga menemukan mutiara-mutiara yang mungkin tidak pernah ditampakkan dan ditonjolkan. Tapi mutiara itu terlihat sinarnya. “Karena itu, perbanyak mutiara yang ada di lingkungan kita melalui gerakan Aisyiyah! Menggali mutiara yang bisa menebar kebaikan di banyak tempat itu tugas kita sebagai pimpinan,” terangnya.
Bagi wilayah, Noordjannah berpesan, “Tebarlah mutiara-mutiara kebaikan karena dari situlah Aisyiyah akan memberikan arti bagi kehidupan.”
Selain itu, menurutnya yang penting juga perhatian terhadap generasi milenial. “Mari kita bersama-sama menggandeng, mengayomi, membimbing, membersamai anak-anak generasi milenial kita, terutama dari generasi warga Persyarikatan agar mereka nantinya mendapat tempat, menempati posisi penting dalam gerakan Aisyiyah-Muhammadiyah,” tuturnya.
Dalam menggali potensi kader kita untuk kepentingan lebih luas, PP Aisyiyah akan merumuskan dan mendukung. “Semua kembali pada kita semua, mari kita ikhtiarkan bersama. Regulasi dan keluasan kesempatan tidak pernah terbatas,” terangnya.
Dokumen Risalah Perempuan Berkemajuan
Noordjannah juga menggarisbawahi tentang Risalah Perempuan Berkemajuan yang sudah mendapat respon dan tanggapan. Dia meluruskan, “Dokumen Risalah Perempuan Berkemajuan bukan sebuah program tapi adalah dokumen penting mengenai pandangan Aisyiyah Muhammadiyah berdasarkan nilai-nilai Islam Berkemajuan memandang bagaimana perempuan menjadi insan maju.”
Nantinya dari kemajuan itu akan menempati tempat lebih baik untuk dirinya dan kemanusiaan semesta. Dia menegaskan, “Poinnya adalah pandangan atau perspektif mengenai siapa sebenarnya yang disebut perempuan berkemajuan!”
Karena itu, menurutnya, apa yang telah mereka lakukan selama ini sebenarnya telah menjadi bagian aplikasi konsep dokumen Risalah Perempuan Berkemajuan. “Risalah ini sistematisasi dari apa yang sebenernya sudah dilakukan Aisyiyah, yang sudah diperankan perempuan-perempuan Aisyiyah,” imbuhnya.
Artinya, lanjut Noordjannah, RPB menekankan pada insan perempuan, bukan pada Aisyiyahnya. Yakni insan perempuan yang memiliki pemikiran berdasarkan nilai-nilai ajaran agama kemudian menjadi pola pikir dan bertindak atas nilai-nilai itu yang menjadikan potensi dirinya teraktualisasi dalam seluruh kehidupan.
Akhirnya, sambungnya, perempuan berkemajuan akan memberikan manfaat bagi diri, keluarga, manfaat luas; sebagai insan yang menggerakkan organisasi. “Ibu-ibu bisa membaca kembali dokumen penting yang landasannya sangat jelas dari nilai-nilai ajaran Islam, merujuk pada pandangan Muhammadiyah, pandangan yang telah dirumuskan Majelis Tarjih dan Tajdid,” imbaunya.
Dokumen itu nantinya diputuskan muktamar menjadi dokumen penting. Ini menjadi acuan setiap insan perempuan. “Inklusif, bisa digunakan siapa saja!” tambahnya. (*)