Ekowisata Mangrove Superberu
Setelah menjuri—kecuali Pak Mohammad Nurfatoni, yang mengisi Pelatihan Menulis bagi Guru Muhammadiyah Se-Pulau Bawean—anggota tim lainnya diajak Pak Hakim ke Ekowisata Mangrove Superberu. Wahana ini milik Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Daun.
“Di sini sering dapat kenjungan dari sekolah-sekolah, baik SD, SMP, maupun SMA. Siswi-siswi belajar di alam terbuka sambil bertanam bibit mangrove,” jelas Sudarsono, Pembina Ekowisata Mangrove Superberu.
Selanjutnya kami diajak menyusuri jembatan kayu yang dikelilingi pepohonan mangrove. Di antara tanah lumpur, keluar kepiting-kepiting kecil yang berwarna merah dan biru. Di ujung jalan kayu, yang juga ujung hutan mangrove, kami bisa melihat lautan dan kapal-kapal nelayan.
“Wah, di sini cocok buat foto-foto saat matahari terbenam,” kata saya pada Salisatul Ahwa alias Pak Salis, Ketua Pokdarwis Ekowisata Mangrove Superberu.