Aktivis Tulen
Drs Moh Nadjih Bakar MSi sahabat seperjuangannya di Paciran, menjelaskan aktivitas Kiai Ahmad Munir di Persyarikatan Muhammadiyah sangat banyak. Sewaktu remaja ia sudah aktif di Bidang Dakwah Pimpinan Daerah (PD) IPM Lamongan tahun 1971-1975. Saat itu Moh Nadjih Bakar sebagai Sekretaris Umum PD IPM Lamongan.
Lebih lanjut, Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan periode 1978-1995 ini menyaksikan Kiai Ahmad Munir aktif di Persyarikatan mulai dari tingkat ranting sampai pusat. Ia pernah menjadi Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Paciran, kemudian menjabat Sekretaris dan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Paciran. Bahkan dia cukup getol berdakwah lewat pendidikan dengan menjadi anhgoya Majelis Pendidikan dan Kebudayaan—kini Majelis Dikdasmen—baik di PCM Paciran maupun PDM Lamongan.
Kemudian Kiai Ahmad Munir pada periode 1995-2000 terpilih menjadi salah satu anggota PDM Lamongan. Sebelumnya ia dipercaya menjadi Ketua Majelis Tarjih PDM Lamongan pada periode Kiai Abdul Fatah dan pada periode Kiai Abdurrahman Syamsuri sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Pendidikan dan Kebudayaan dan Wakil Ketua Majelis Tarjih
Di Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, sejak periode 1995-2000 beberapa kali Kiai Ahmad Munir menjadi anggota Majelis Tarjih. Pada periode sekarang menjadi Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid.
Sedangkan di tingkat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai Ahmad Munir dipercaya menjadi anggota Majelis Tarjih dan Tajdid.
Kesan Orang Dekatnya
Dalam pandangan Agus Thoha sejawatnya di STIT Muhammadiyah Paciran Kiai Ahmad Munir dikenal sangat mudah bergaul. Pembawaannya kalem dan. lemah lembut. Hidupnya sangat sederhana dan tawadlu
“Dengan seluruh dosen, Kiai Ahmad Munir menjadi pusat curhatan teman teman dosen terkait hukum Islam. Beliau suka ngasih saran soal obat herbal jika temen dosen ada yang sakit,” ungkapnya
Lebih lanjut dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Umla ini merasa kehilangan dengan wafatnya Kiai Ahmad Munir. “Beliau kiai yang kharis matik dan dalam ilmu agamanya, khusunya masalah tarjih,” katanya.
Sementara itu, Moh Nadjih Bakar muridnya saat kelas III PGA (Pendidikan Guru Agama) Muhammadiyah Paciran yang selanjutnya menjadi teman seperjuangan mengungkapkan Kiai Ahmad Munir merupakan guru yang sangat baik, familiar, dan kritis cuma nyantai
“Kia Ahmad Munir adalah pembelajar yang sangat baik. Beliau hanya sekolah di Madrasah Islam Paciran dan belajar secara otodidak dengan bimbingan pamannya yaitu KH M. Ridlwan Syarqawi,” kata Ketua PCM Paciran periode 2005-2010
Jenazah Kiai Ahmad Munir dimakamkan siang ini di makam keluarganya di Sidokumpul kelurahan Blimbing Paciran Lamongan. Sebelumnya, jenazah dishalatkan di Masjid Darussalam Blimbing dan Masjid At Taqwa Paciran. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni